A. Kompetensi
Inti
KI 1 :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadia, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2.
Menyadari
dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.
Mengubah
sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan yang berkaitan
dengan struktur, fungsi, dan bioproses sistem pertahanan tubuh.
2.2.
Peka
dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manivestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
1.
Mengubah
sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan masyarakat dengan
menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem peredaran tubuh.
3.14. Mengaplikasikan
pemahaman tentang prinsip-prinsip sistem imun untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia dengan kekebalan yang dimilikinya melalui program imunisasi sehingga
dapat terjaga proses fisiologi di dalam tubuh.
1. Menjelaskan
pengertian sistem pertahanan tubuh.
2. Menjelaskan fungsi
sistem pertahanan tubuh.
3. Menjelaskan mekanisme
fagositosis dalam alat peraga yang disediakan guru.
4.16. Menyajikan data
jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang
dikendalikannya.
1. Menyajikan materi
yang dijelaskan dalam bentuk bagan.
2. Mempresentasikan
hasil diksusi kelompok.
C. Tujuan
Pembelajaran
Setelah proses
pembelajaran, siswa diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.
Siswa
dapat mengubah perilaku untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Tuhan yang berkaitan dengan struktur, fungsi, dan bioproses sistem pertahanan
tubuh.
2.
Siswa
dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan
masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem peredaran tubuh.
3.
Siswa
dapat menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh.
4.
Siswa
dapat menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
5.
Siswa
dapat menjelaskan mekanisme fagositosis dalam alat peraga yang disediakan.
6.
Siswa
dapat menyajikan materi yang dijelaskan dalam bentuk bagan.
7.
Siswa
dapat mempresentasikan hasil diksusi kelompok.
D. Materi
Pembelajaran
1.
Materi Fakta
Pernahkan kalian
tergores atau terluka? Ketika tubuh kita terluka, segala bentuk bakteri dan
virus memasuki tubuh melalui kulit yang terluka. Contohnya ketika tertusuk
kayu, potongan kayu yang memasuki tubuh yaitu sebagai benda asing. Sistem daya
tahan tubuh kita merespon dan mengeliminasi pengganggu ini sementara kulit kita
membuat penyembuhan sendiri dan menutup lukanya. Kemudian luka menjadi inflamasi
atau meradang dan seringkali berisi nanah. Inflamasi dan nanah adalah efek
samping dari cara kerja sistem pertahanan tubuh.
2.
Materi Konsep
a.
Pengertian
sistem pertahanan tubuh
b.
Fungsi
sistem pertahanan tubuh.
c.
Pertahanan
tubuh alami.
d.
Respon
Umum
3.
Materi Prinsip
I.
Pengertian
Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh
(sistem imunitas) adalah sistem pertahanan yang berperan dalam mengenal,
menghancurkan, serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang
berpotensi merugikan bagi tubuh. Kemampuan tubuh untuk menahan atau
menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal disebut imunitas (kekebalan).
II. Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh
memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1.
Mempertahankan
tubuh dari patogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang), misalnya virus dan
bakteri.
2.
Melindungi
tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari tumbuhan
dan hewan (makanan tertentu, serbuk sari, dan rambut binatang) serta zat kimia
(obat-obatan dan polutan).
3.
Menyingkirkan
sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera, sehingga memudahkan
penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
4.
Mengenali
dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.
Namun, sistem imunitas
tubuh dapat melakukan respons imunitas yang tidak pada tempatnya, sehingga
terjadi alergi atau penyakit autoimun. Penyakit autoimun adalah penyakit yang
timbul ketika tubuh membentuk antibodi yang melawan sel miliknya sendiri.
III.
Mekanisme
Pertahanan Tubuh Non-Spesifik
Pertahanan nonspesifik
merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen normal dalam tubuh yang
selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta menyingkirkan
dengan cepat antigen yang masuk ke tubuh. Pertahanan ini disebut nonspesifik
karena tidak ditunjukkan untuk melawa antigen tertentu, tetapi dapat memberikan
respons langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi tubuh. Jumlah
komponennya dapat meningkat oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih akan
meningkat jika terjadi infeksi.
Pertahanan nonspesifik
meliputi pertahanan fisik, kimia dan mekanis terhadap agen infeksi;
fagositosis; inflamasi; serta zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi
tubuh.
1.
Pertahanan
Fisik, Kimia dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
a.
Kulit
yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen.
Sebaliknya, kulit yang rusak atau hilang (misalnya akibat luka bakar), akan
meningkatkan resiko infeksi. Luka kecil jarang menyebabkan infeksi yang parah,
karena luka kecil dapat diatasi oleh respons imunitas kulit.
b.
Membran
mukosa, yang melapisi permukaan bagian tubuh, menyeksresikan mukus sehingga
dapat memerangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel epitel. Contohnya
partikel yang besar dalam saluran pernapasan akan dikeluarkan saat bersin atau
batuk. Partikel kecil dan mikroorganisme yang mungkin lolos dari pertahanan
mucus akan ditangkap oleh silia sel epitel untuk dikeluarkan atau ditelan
bersama mucus ke dalam saluran pencernaan.
c.
Cairan
tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba. Zat kimia tersebut membentuk
lingkungan yang buruk bagi beberapa mikroorganisme. Contohnya, lisozim yang
terkandung dalam keringat, ludah, airmata, dan air susu ibu (ASI), dapat
menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri Lactooksidase dan asam
Neuraminat dalam ASI dapat menghancurkan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
sp. Zat antimikroba lainnya HCl dalam lambung, enzim proteolitik, empedu
dalam usus halus, serta keasaman cairan vagina.
d.
Pembilasan
oleh air mata, salifa, dan urine berperan juga dalam perlindungan terhadap
infeksi.
2.
Fagositosis
Fagositosis merupakan garis pertahanan
kedua bagi tubuh terhadap agen infeksi. Fagositosis meliputi proses penelanan
dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke tubu. Proses
ini dilakukan oleh neutrofil dan makrofag (derifat monosit). Neutrofil dan
makrofag bergerak keseluruh jaringan secara kemotaksis, yang dipengaruhi oleh
zat kimia. Zat kimia tersebut diproduksi oleh mikroorganisme, leukosit lain,
atau komponen sel darah lainnya. Makrofag dapat dibedakan beberapa jenis sebagai
berikut.
a.
Makrofag
jaringan ikat (histiosit) merupakan makrofag yang menetap atau berkeliaran.
b.
Makrofag
dan prekursornya (monosit) yang berdifusi untuk membentuk sel raksasa asing
(sel multinukleus) sebagai pertahanan diantara massa benda asing yang besar dan
jaringan tubuh. Contohnya pada penderita tuberculosis.
c.
Sistem
fagosit mononukleus (sistem retikuloenotelial) yang merupakan kombinasi antara
monosit fagositik, makrofag bergerak, dan makrofag jaringan tetap. Makrofag
jaringan tetap, contohnya makrofag alveolus pada paru-paru, sel kupffer dalam
hati, sel Langerhans pada epidermis, mikroglia pada sistem saraf pusat, sel
mesangial pada ginjal, dan sel reticular dalam limpa, nodus limpa, timus serta
sumsum tulang.
3.
Inflamasi
(peradangan)
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan
terhadap infeksi atau cedera. Penyebabnya antara lain terbakar, toksin, produk
bakteri, gigitan serangga, atau pukulan keras. Inflamasi dapat bersifat akut
(jangka pendek) atau kronik (berlangsung lama) tanda-tanda lokal respons inflamasi,
yaitu kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, atau kehilangan fungsi. Efek
inflamasi menyebabkan demam (suhu tubuh tinggi abnormal) hingga infeksi
teratasi, dan leukositosis (peningkatan jumlah leukosit dalam darah) karena
produksi leukosit dalam sumsum tulang meningkat.
Tujuan akhir dari inflamasi adalah
membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi/rusak untuk
mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris
(sel-sel yang rusak atau mati), serta mempersiapkan proses penyembuhan dan
pembaikan jaringan.
Rangkaian peristiwa inflamasi, sebagai
berikut:
a.
Sel
yang cedera atau rusak memproduksi faktor kimiawi, misalnya histamin (berasal
dari sel mast), serotonin (dari trombosit), derivat asam arakidonat (prostaglandin,
leukotrin, tromboksan), dan kinin (protein plasma yang teraktivasi).
b.
Faktor
kimiawi tersebut menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah),
meningkatnya aliran dan volume darah, serta meningkatnya permeabilitas kapiler
yang menyebabkan cairan keluar dari pembuluh sehingga terjadi pendarahan dan
adema (peningkatan cairan ekstraseluler). Akibatnya jaringan menjadi tampak
kemerahan (aritema), nyeri berdenyut, bengkak dan panas.
c.
Pembatasan
area cedera terjadi akibat terlepasnya fibrinogen dari plasma ke jaringan.
Selanjutnya, fibrinogen berubah menjadi fibrin membentuk bekuan yang
mengisolasi area kerusakan dari jaringan yang utuh.
d.
Kemotaksis
fagosit (neutrofil dan monosit) ke area cedera. Prosesnya terjadi dalam dua
tahap, yaitu marginasi (fagosit melekat ke dinding endotelium kapiler yang
rusak) dan diapedesis (migrasi fagosit melalui dinding kapiler menuju ke area
yang rusak). Neutrofil lebih awal tiba di area yang rusak, kemudian disusul
oleh monosit yang akan berubah menjadi makrofag.
e.
Fagositosis
terhadap agen infeksi pada area cedera. Neutrofil dan makrofag akan terurai
oleh enzim dan mati setelah menelan banyak mikroorganisme. Sel darah putih, sel
jaringan yang mati, dan berbagai cairan tubuh, membentuk nanah (pus). Nanah
bergerak kepermukaan tubuh atau rongga internal untuk dihancurkan dan
diabsorpsi tubuh.
f.
Jika
respons inflamasi tidak dapat mengatasi cedera atau infeksi, maka akan
terbentuk abses (kantung nanah) yang dikelilingi oleh jaringan yang
terinflamasi. Abses harus dikeluarkan dari tubuh, karena sulit terurai.
g.
Tahap
pemulihan yaitu regenerasi jaringan atau pembentukan jaringan perut untuk
menggantikan jaringan yang rusak melalui pembelahan mitosis dan proliferasi
sel-sel yang sehat di sekitar jaringan yang rusak.
4.
Materi Prosedur
Mengamati penyampaian
materi dari guru, mengemukakan pendapat dari pengertian dan fungsi sistem
pertahanan tubuh, mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.
E. Strategi
Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode :
Diskusi, presentasi dan tanya jawab
Model :
Scientific Learning, Card sort
F.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
1.
Guru
mengucapkan salam.
2.
Guru
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3.
Guru
mengabsen siswa satu persatu.
4.
Guru
meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar
meja dan kursi tempat duduknya.
5.
Apersepsi:
Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.
-
Masih
ingatkan kalian apa itu jaringan?
-
Manusia
memiliki berapa jenis jaringan pada tubuhnya?
-
Termasuk
ke dalam apakah sel darah putih itu?
6.
Memotivasi:
Guru menyampaikan pertanyaan dan pernyataan.
-
Adakah
yang pernah kulitnya terluka atau digigit serangga?
-
Pada
pertemuan kali ini, kita akan mempelajari tentang sistem pertahanan tubuh.
Pertemuan kali ini diharapkan dapat memotivasi kalian agar selalu ingat
betapa pentingnya kesehatan untuk kita.
7.
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, dengan pernyataan “Pada pertemuan kali ini,
kita akan belajar mengenai sistem pertahanan tubuh yang meliputi pengertian,
fungsi dan mekanisme”.
|
5 Menit
|
Inti
|
1.
Guru
menyampaikan materi tentang sistem imunitas dengan menggunakan model
pembelajaran Card sort.
-
Guru
menyiapkan kartu berisi tentang materi sistem imunitas.
-
Seluruh
kartu dikocok.
-
Guru
membagikan kartu kepada setiap siswa (masing-masing satu)
-
Masing-masing
kelompok menempelkan hasil diskusinya secara urut.
-
Guru
melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
2.
Dalam
berlangsungnya kegiatan pembelajaran, guru menggunakan pendekatan saintifik.
Mengamati
-
Siswa
mengamati alat peraga dalam bentuk skema yang disediakan guru.
-
Siswa
menyimak dan mengamati penjelasan guru tentang sistem imunitas.
Menanya
-
Siswa
diminta untuk mengajukan pertanyaan dari alat peraga dalam bentuk skema yang
disediakan oleh guru.
-
Siswa
diminta untuk membuat pertanyaan dari alat peraga tersebut lembar diskusi
kelompok.
Mengumpulkan Data
-
Siswa
menyimak dan mencatat penjelasan dari guru tentang sistem imunitas khususnya
proses fagositosis.
Mengasosiasikan
-
Siswa
mengisi lembar diskusi kelompok dengan data yang diperoleh.
-
Siswa
mendiskusikan hasil data yang telah dilakukan dengan kelompoknya.
Mengkomunikasikan
-
Setiap
kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas.
|
25 Menit
|
Penutup
|
1.
Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
2.
Guru bersama-sama dengan
siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
3.
Guru melakukan evaluasi
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
4.
Guru memberikan tugas dan
mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang ada di lembar kerja siswa.
5.
Guru memberikan materi
selanjutnya yaitu tentang “Sistem pertahanan tubuh spesifik, faktor yang
mempengaruhi dan gangguan sistem pertahanan tubuh”.
|
10 Menit
|
G.
Media dan Sumber Pembelajaran
1.
Media : Lembar kerja siswa
dan alat peraga dalam bentuk skema.
2.
Alat
dan Bahan : Papan tulis dan
spidol.
3.
Sumber
Belajar : Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum
2013. Surakarta: Erlangga.
H.
Penilaian
- Jenis / Teknik Penilaian
No.
|
Aspek
|
Teknik
|
Bentuk Instrumen
|
1.
|
Pengetahuan
|
Tes tertulis
|
Soal
|
2.
|
Sikap
|
Kegiatan Individu
|
Lembar Observasi
|
3.
|
Keterampilan
|
Lembar pengamatan siswa
|
Lembar Observasi
|
a.
Penilaian
Pengetahuan : Terlampir (Lampiran
1)
b.
Penilaian
Sikap : Terlampir
(Lampiran 2)
c.
Penialian
Keterampilan : Terlampir
(Lampiran 3)
Indramayu, Juni
2016
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru
Mata Pelajaran Biologi,
AMRULLAH, S.Pd., NUR ISTIQOMAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sempatkan berkomentar =)