Kamis, 30 Oktober 2014

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SERTA IMPLIKASI DAN TEORI BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, bersifat relatif permanen dan prosesnya ditandai dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar pebelajar baik lingkungan alam maupun sosial budayanya. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian pembelajaran dan belajar?
2.      Apa sajakah teori belajar itu?
3.      Apa pengertian prinsip pembelajaran?
4.      Apa sajakah prinsip-prinsip pembelajaran itu?
5.      Apa implikasi dari prinsip-prinsip belajar?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penukisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui arti belajar dan pembelajaran.
2.      Mengetahui teori belajar.
3.      Mengetahui arti prinsip belajar.
4.      Mengetahui apasaja yang termasuk prinsip-prinsip belajar.
5.      Mengetahui apasaja yang termasuk implikasi prinsip-prinsip belajar










BAB II
TEORI BELAJAR
2.1.            Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
2.2.            Macam-macam Teori Belajar
Ada beberapa teori yang meliputi tentang belajar yaitu teori deskriptif dan preskriptif, teori belajar behavioristik, teori kongnitif, teori belajar konstruktivistik, teori belajar humanistik, teori belajar sibernetik, teori belajar revolusi-sosiokultural dan teori kecerdasan ganda, berikut penjelasannya:
2.2.1.      Teori Deskriptif dan Preskriptif
Bruner (dalam Degeng, 1989) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utama teori adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori ini menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang belajar. Dan sedangkan teori pembelajaran sebaliknya, teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan kata lain, teori pembelajaran barusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
2.2.2.                                          Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukan perubahan tingkkah laku. Teori ini mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali  pengetahuan yang sudah dipelajari.
2.2.3.      Teori Belajar Kognitif
Menurut teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi  dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang talah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya.
Salah satu pakar teori Piaget mengungkapkan, kegiatan belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomondasi dan equilibrasi.
2.2.4.      Teori Belajar Konstruktivistik
Teori ini berusaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan, madiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sediri sepanjang hayat, serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah.
Proses teori belajar ini sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamanya melalui proses asimilasi dan akomondasi, akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan yang menuju kepada kemutakhiran struktur kongnitifnya.
2.2.5.      Teori Belajar Humanistik
Teori ini bertujuan untuk memanusiakan manusia. Proses ini akan berhasil jika siswa dapat memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih medekati bidang .kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikolog belajar.
2.2.6.                                          Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan atau pemrosesan informasi. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Teori ini juga lebih mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori subernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
2.2.7.                                          Teori Belajar Revolusi Sosiokultural
Ada dua tokoh yang mendasari teori belajar revolusi sosiokultural, yaitu:
1.      Piagetian
Belajar ditentukan karena adanya karsa individu, artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berdiri terpisah dan berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu interaksi antara siswa dengan teman sebayanya dibanding dengan orang-orang yang lebih dewasa. Lingkungan sosial dalam hal ini merupakan lingkungan sekunder, penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan.
2.      Vygotsky
Jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya, artinya untuk menelusuri asal usul jalan pikiran seseorang dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial (aktivitas bahasa yang digunakan) yang dilatari oleh sejarah hidupnya. Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sosial budaya. Anak-anak memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sehari-hari baik lingkungan sekolah maupun keluarganya secara aktif.
2.2.8.                                          Teori Kecerdasan Ganda
Teori kecerdasan ganda (Multiple intelegence) merupakan teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner dari Harvard University yang diuraikan pada tahun 1984 dalam buku Frame Of Mind: The Multiple Intelegence. Pada dasarnya, teori ini menggabungkan antara potensi-potensi otak kanan dan otak kiri sehingga potensi-potensi tersebut dapat berjalan optimal. Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang. Kecerdasan mengandung dua aspek pokok yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi terhadap lingkungan.










BAB III
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
3.1.        Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat[1]. Banyak tori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.
3.1.1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 355). Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal.

3.1.2. Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
3.1.3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
3.1.4. Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
3.1.5. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.


3.1.6.  Balikan atau Penguatan
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.
3.1.7.  Perbedaan Indiviual
Siswa yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
3.2.       Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar
3.2.1.                              Perhatian dan Motivasi
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kearah tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu mem-berikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan per-hatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Merangsang atau menyiapkan baha asar yang menarik. Mengkondisikan proses belajar aktif. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan)
Tabel 3.2.1. Perhatian dan Motivasi



3.2.2.  Keaktifan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, karya tulis, membuat klipping dan perilaku lainnya.
Memberikan kesempatan melakukan pengamata, penyelidikkan atau inkuiri dan eksperimen. Serta memberikan tugas indivual dan kelompok melalui control guru.
Tabel 3.2.2. Keaktifan
3.2.3.      Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Dengan keterlibatan langsung ini secara logis akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman. Contohnya siswa melakukan reaksi kimia pada suatu zat.
Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
Tabel 3.2.3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
3.2.4.      Pengulangan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru

Tabel 3.2.4. Pengulangan
 
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu ma-cam permasalahan. Dan semoga siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan
Merancang kegiatan pengulangan dan mengembangkan soal-soal latihan dan bervariasi.
3.2.5.      Tantangan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan yang dimiliki dan kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Siswa juga harus memiliki keingintahu-an yang besar terhadap segala permasa-lahan yang dihadapi.
Memberikan tugas-tugas pemecah masalah kepada siswa.
Tabel 3.2.5. Tantangan
3.2.6.                              Balikan atau Penguatan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, dan menerima ke-nyataan terhadap nilai yang dicapai.
Memberikan kepada siswa jawaban yang benar, serta mengoreksi sekaligus membahas pekerjaan siswa.
Tabel 3.2.6. Balikan atau tantangan
3.2.7.                              Perbedaan Individual
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal pelajaran.
Para siswa harus terus didorong dalam memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan.
Tabel 3.2.7. Perbedaan individual

BAB IV
PENUTUP
4.1.       Simpulan
Dari materi yang sudah tersampaikan, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
4.2.       Saran
Sebagai seorang pemula, kemungkinan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami menerima kritik dan saran guna memperbaikinya. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam tentang ilmu ini.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. 2010. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/. 08 Oktober 2014.
Dedi. 2013. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. Dari http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html. 08 Oktober 2014.
Purnama S., Jaenab. 2013. Prinsip-prinsip Pembelajaran. Dari  http://jenabpurnamasari194.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-pembelajaran.html. 08 Oktober 2014.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sulistiowati, Heri. 2014. Prinsip-prinsip Teori Belajar Pembelajaran. Dari http://www.slideshare.net/12345go/prinsip-prinsip-belajar-29624544. 10 Oktober 2014.
Budiningsih, Asri. 2012. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Khoir, Mazidatul. 2013. Prinsip-prinsip Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Dari http://mazidatulkhoir.blogspot.com/2013/06/prinsip-prinsip-belajar-dan.html. 08 Oktober 2014.






[1] Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Cet. III, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, Hlm. 41.

Selasa, 27 Mei 2014

Penjelasan Jaringan Penguat, Jaringan Pengangkut, dan Jaringan Sekretori

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi pembelahannya sangat terbatas.
Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri. Jaringan inilah yang dinamakan jaringan dewasa.
1.2.  Rumusan Masalah
Beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Penjelasan tengtang jaringan penyokong dan sifatnya yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
2.      Penjelasan tentang jaringan pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem.
3.      Penjelasan tentang Sekretori.
1.3.  Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas makalah dari Dosen matakuliah Anatomi Tumbuhan.


BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa jaringan, dan jaringan disusun oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel membelah jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen (jaringan dewasa). Setiap jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
2.1. Jaringan Penyokong
Jaringan Penyokong (Penguat) merupakan jaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan agar dapat melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhannya. Merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim[1]:
2.1.1.      Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim berasal dari bahasa Yunani yaitu Colla yang artinya jernih. Nama ini memang sangat berkaitan dengan sifat-sifat dari sel-selnya yang mempunyai dinding sel yang jernih apabila kita lihat di bawah mikroskop.
Jaringan Kolenkim terdiri atas sel-sel hidup yang bagian sudut dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan kolenkim terutama terdapat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolenkim mempunyai protoplasma dan biasanya tidak mempunyai dinding sekunder, tetapi mempunyai sel primer yang lebih tebal dari pada sel-sel parenkim. Jaringan kolenkim membantu mengokohkan bagian tumbuhan yang masih muda.
Sebagai contoh, batang muda memiliki kolenkim silinder di bawah permukaannya. Oleh karena kolenkim tidak memiliki dinding sekunder dan bahan penguat (lignin), maka kolenkim dapat menyokong batang tanpa menghalangi pertumbuhan. Jaringan kolenkim biasanya berkelompok dalam bentuk untaian atau silinder. Kolenkim tumbuh memanjang mengikuti daun dan akar yang disokongnya.
Berdasarkan penebalan dinding selnya, kolenkim dapat dibedakan menjadi empat tipe:
1.      Kolenkim anguler (kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contohnya pada tangkai daun Solanum tuberosum.
2.      Kolenkim lamejar (kolenkim lempeng), penebalan sel terutama pada dinding tangensial (sejajar permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan yang berderet-deret. Contoh pada batang Sambucus.
3.      Kolenkim tubulas (lakunar), penebalan terdapat pada bagian dinding sel yang menghadap ruang antar sel. Contohnya terdapat pada tangkai daun Salvia, Malya.
4.      Kolenkim tipe cincin, pada penampang melintang lumen sel berbentuk lingkaran.


2.1.2.      Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim diambil dari bahasa Yunani dilihat dari kata Sclerous yang artinya keras dan kata Enchyma yang berarti keseluruhan. Yang dimaksudkan pada kerasnya membran sel.
Jaringan sklerenkim tersusun atas sel-sel mati (tidak mengandung protoplas) yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Jaringan sklerenkim dapat dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas dua bagian:
·         Serabut (serat-serat sklerenkim) berasal dari sel-sel meristem serta memiliki sel-sel panjang. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut. Berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi serat xilem dan serat ekstra xilem. Memiliki ukuran antara 2 mm - 25 cm.  Serat panjang ditemui pada Agave dan Hibiscus.

·         Sklereid (sel-sel batu) berasal dari sel-sel parenkim (melalui penebalan sekunder dinding selnya) disebut juga sel batu yang terdiri atas sel-sel pendek. Sklereid terdapat diberbagai bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah atau biji. Sel-selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa (Cocos nucifera), kulit biji dan mesofil daun. Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi lima macam:
1.      Brakisklereid, merupakan sel baru yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu, misalnya buah pir (Pyrus communis).
2.      Makrosklereid, merupakan sklereid yang bentuknya seperti tongkat dan dijumpai pada kulit biji tumbuhan kacang-kacangan (Leguminoseae).
3.      Osteosklereid, adalah sklereid yang berbentuk seperti tulang dengan ujung yang membesar dan kadang-kadang sedikit bercabang. Dijumpai pada kulit biji dan kadang-kadang daun dikotil.
4.      Asterosklereid, merupakan sklereid yang bercabang-cabang berbentuk seperti bintang dan sering terdapat pada daun.
5.      Trikosklereid, merupakan sklereid yang memanjang seperti benang, dengan satu percabangan yang teratur.

2.2.  Jaringan Pengangkut (Vaskuler)

Untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan serta mengangkut air dan unsur hara lainnya dari akar ke daun, tumbuhan menggunakan jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
2.2.1.      Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.

Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung  selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
Unsur-unsur xilem terdiri dari:
a.    Unsur trakeal
Merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta zat yang terlarut di dalamnya. Sel-selnya memanjang, tidak mengandung protoplas, dinding sel berlignin, dan terdiri dari trakea dan trakeid.
b.    Serat xilem
Merupakan serat panjang dengan dinding sekunder yang biasanya berlignin. Terdiri dari dua macam serat, yaitu serat trakeid dan serat libriform (ukurannya lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal dibanding serat trakeid). Pada serat libriform terdapat noktah sederhana sedangkan pada serat trakeid memiliki noktah terlindung.
c.    Parenkim xilem
Biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup, dan dapat dijumpai baik pada xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim yaitu parenkim kayu dan parenkim jari-jari empelur.
·           Parenkim kayu
Sel-selnya dibentuk dari fusi unsur-unsur trakea yang sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya, dapat dijumpai adanya noktah berhalaman dan noktah biasa. Sel-sel parenkim xilem berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
·           Parenkim jari-jari empelur
Tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yaitu sel-sel yang bersumbu panjang kearah radial dan sel-sel bersumbu panjang ke arah vertikal.
2.2.2.      Floem
Floem tersusun dari berbagai bentuk sel-sel yang hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada Gymnospermae), serat-serat floem, dan parenkim floem.

a.       Unsur tapis
Ciri khas pada daerah tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti hilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori, pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan. Sel tapis merupakan sel yang ujungnya meruncing di bagian tangensial dan membulat di bagian radial. Dinding lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen buluh tapis, dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
b.      Sel pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Menyerupai deretan atau untaian yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup. Berperan sebagai tempat keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
c.       Sel albumin
Merupakan sel-sel jari-jari empelur dan sel-sel parenkim buluh tapis yang mengandung banyak zat putih telur (albumin), dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada tumbuhan Gymnospermae.
d.      Serat-serat floem
Pada floem primer serat floem terdapat di bagian jaringan sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk massa yang kemudian dalam perkembangannya menjadi homogeny. Pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat bersifat hidup maupun mati, serat hidup berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
e.       Parenkim Floem
Merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian buluh tapis. Sel hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat-zat tepung, lemak dan zat-zat organik lainnya.
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieveplate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sievetubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
2.2.3.      Tipe-tipe Jaringan Pengangkut
Berdasarkan posisi xilem dan floem dibedakan atas :
a)      Tipe kolateral
·    Kolateral terbuka, jika diantara xilem dan floem terdapat kambium, dijumpai pada Dicotyledoneae dan Gymnosremae.

·    Kolateral tertutup, jika antara xilem dan floem tidak dijumpai kambium, terdapat pada Monocotyledoneae

b)      Tipe konsentris
·      Konsentris amfikibral, apabila xilem berada di tengah dan floem mengelilingi xilem, dijumpai pada tumbuhan paku
·      Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xilem mengelilingi floem, dijumpai pada Cirdyline sp. Danrizoma Acorus calamus
·      Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran, dijumpai pada akar tumbuhan.

2.3.  Jaringan Sekretori
Jaringan sekretori adalah jaringan tumbuhan yang terdiri dari satu sel atau lebih yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran senyawa-senyawa (Sekret) dari dalam tumbuhan seperti lender, getah minyak dan lemak. Disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretori adalah:
a)      Sel kelenjar, berasal dari parenkim dasar yang mengalami diferensiasi dan mengandung berbagai senyawa hasil metabolisme. Sel kelenjar disebut ideoblas apabila bentuknya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Contohnya, sel minyak dalam endosperma biji jarak (Ricinus), biji kacang (Arachis), kulit kayu manis(Cinnamon) atau dalam rizoma jahe (Zingiber officinale).
b)      Saluran Kelenjar, terdiri atas sel yang berdinding tipis, dengan protoplas yang berisi senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Misalnya adalah saluran kelenjar pada daun jeruk (Citrus sp) atau pada daun pinus. Senyawa yang dihasilkan ditimbun di dalam ruang penyimpanan, misalnya minyak atsiri, lender, getah dan dammar.
c)      Saluran Getah, terdiri atas sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu sistem jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel-sel tersebut berisi geteh. Contohnya pada beringin.
2.3.1.      Hasil dari Jaringan Sekretori
Senyawa yang dihasilkan oleh jaringan sekretori adalah:
1.    Senyawa Rekresi
Adalah Senyawa yang belum masuk metabolisme tubuh. Diantaranya dihasilkan oleh:
a.    Kelenjar Hidatoda
Terdiri dari banyak sel, mengeluarkan air lewat mesofil daun, trakeid permeabel terhadap air, ruang antar sel dan parenkim tidak berkloroplas, selnya tipis memiliki parenkim khusus yang disebut parenkim epitem.
b.    Kelenjar garam
Berfungsi mengurangi kadar garam dalam tubuh tumbuhan terdiri dari satu sel dan beberapa sel yang besar pada sel basal yang mengalami penebalan dinding contohnya pada pita kaspari dan sel kecil pada terminal yang berupa pori-pori.
2.    Senyawa Sekresi
Senyawa yang masih digunakan tubuh. Diantaranya dihasilkan oleh:

a.    Sel kelenjar
Bersifat idioblas dan tunggal, memiliki cairan sel yang berbeda dengan sel sekelilingnya.
b.    Ruang kelenjar
Dapat berupa sizogen/beraturan, lisigen/larut,tidak teratur pada kulit jeruk, sizolisigen dan reksigen.
c.    Saluran getah
Memanjang, rapi, berderet, sepanjang saluran dikeluarkan getah, fusi dari sederet sel, terdiri dari satu sel getah, tunggal atau beberapa sel berupa bulu getah majemuk yang membentuk artikulasi, bergabung, berbuku-buku terdapat proses anastomosis.
3.    Senyawa Ekskresi
Senyawa sisa hasil metabolisme. Diantaranya dihasilkan oleh:
a.    Rambut kelenjar
Bentuknya trikom, penghasil getah, berfungsi sebagai insectivor pada Nepenthessp.Karena menghasilkan enzim proteolitik yang dapat memecah protein pada serangga.
b.    Osmofora
Terdapat pada sekitar bunga, penghasil gas/uap/minyak atsiri, bentuknya berupa sisir, sirip dan sikat.
2.3.2.      Struktur Jaringan Sekretori
a.    Struktur serkretori eksternal 
1.         Rambut kelenjar
Sekretori eksternal mempunyai sturuktur, bentuk serta ukuran yang bermacam-macam, merupakan derifat epidermis dan lapisan subefidermal. Misalnya rambut kelenjar. Rambut kelenjar mempunyai kepala yang mengeluarkan sekresi, dan terdiri atas satu atau banyak sel, sedangkan tangkai terdiri dari sel-sel Yang bukan kelenjar. Rambut kelenjar dapat mengeluarkan sekresi yang berupa:
- Minyak misalnya pada Mentha. Minyak ini berbentuk tetes kecil pada Dictamnus, tetes minyak terdapat dalam plastid.
- Lendir, misalnya pad tumbuhan Insektivor. Tumbuhan ini berupa lendir berupa mukopolisakarida, berfungsi untuk menjerat serangga.
2.         Nektaria (kelenjar madu)
Nektar adalah cairan yang mengadung gula terdapat pada bunga dan pada bagian vegetative (ekstrafloral). Nektaria florai, terdapat pada daun kelopak, daun mahkota bunga, pada benangsari, pada ovarium atau pada dasar bunga. Sedangkan nektaria ekstrafloral terdapat pada batang, daun, stipula, atau tangkai bunga. 
Sel sekretori pada nektaria mempunyai sitoplasma yang padat dan vakuola kecil, sering mengandung tannin.
3.         Hidatoda
Hidatoda merupakan struktur pelengkap pada daun berfungsi mengeluarkan air dari dalam ke permukaan daun. Proses ini dinamakan gutasi. Hidatoda merupakan modifikasi dari bagian-bagian daun, terletak pada helayan daun atau pada ujungnya, dimana air dari xilem ditinggalkan, untuk mencapai permukaan daun.
4.    Struktur sekretori internal
Sel kelenjar internal yang mempunyai kandungan bermacam-macam sel-sel kelenjar sering tampak sebagai sel yang khusus. Sel-sel ini dinamakan idioblas. Sel-sel kelenjar mungkin memanjang, dan panjangnya khusus, dinamakan kantong (sakus) atau buluh.
2.4.                  Nilai-nilai pada Jaringan
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam jaringan-jaringan yang sudah dibahas, antaralain sebagai berikut:
2.4.1.                            Nilai Ekonomi
a.       Jute (Corchorus capsularis) untuk tali temali dan tekstil kasar
b.      Linen (Linum usitatissimum) menghasilkan kain linen dan benang
c.       Rami (Boehmeria nivea) menghasilkan tali dan tekstil
d.      Serat dari daun jagung (Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarium) dapat digunakan sebgai bahan baku kertas.
e.       Pada materi xilem dan floem kita tahu keduanya sebagai jaringan pengangkut air dan sari-sari makanan yang diproses melalui fotosintesa maupun diserap dalam tanah. Jadi pada saat kita mencangkok pada batang tanaman, tanaman tidak bisa menjalankan aktifitasnya dengan baik, karena floem dan kambium disebagian batang terpotong atau terkelupas. Jadi sari-sari makanan dari bawah tidak sampai keatas dan sebaliknya, maka akan keluar akar dari peristiwa tersebut.
2.4.2.                         Nilai Sosial
            Dapat disimpulkan bahwa nilai social yang terkandung pada tumbuhan semua letak dan fungsi organ didalamnya tersusun dengan rapih. Contohnya pipa xilem dan floem yang banyak dan kecil menyalurkan air dan sari-sari makanan keseluruh bagian tumbuhan dan mereka saling bekerja sama dan saling bergantung apabila ada salah satu terjadi kesalahan maka yang lain membantu memperbaikinya.
2.4.3.                     Nilai Religius
            Tuhan menciptakan segala sesuatunya dengan sempurna dengan semua susunan yang tidak tertukar dan segala unit fungsional yang tidak pernah berkerja secara maksimal. Dengan adanya segala Kekuasaan Allah maka wajib lah kita mensyukurinya. Seperti pada firman Allah :  
Yang artinya: "Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi, Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)"
Dan seperti halnya pada firman Allah yang lain: 
Yang asrtinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” .  Makna pada ayat ini bukan hanya pada  manusia tapi kepada semua makhluk yang Allah ciptakan sehingga kita tidak punya alasan untuk mengingkari nikmat-Nya.


BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Jaringan Penguat merupakan jaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh Berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.
Dalam jaringan Kolenkim berdasarkan penebalan dinding selnya, kolenkim dapat dibedakan menjadi empat tipe: Kolenkim anguler (kolenkim sudut), Kolenkim lamejar (kolenkim lempeng), Kolenkim tubulas (lakunar) dan Kolenkim tipe cincin
Dalam Sklerenkim terbagi menjadi dua bagian yaitu Serabut (serat-serat sklerenkim) dan Sklereid (sel-sel batu),
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel Xilem Dan Floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler).
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea. Sedangkan Floem tersusun dari berbagai bentuk sel-sel yang hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada Gymnospermae), serat-serat floem, dan parenkim floem.
Jaringan sekretori Disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretori adalah:Sel kelenjar, Saluran Kelenjar, Saluran Getah. Senyawa yang dihasilkan oleh jaringan sekretori adalah: Senyawa Rekresi, Senyawa Sekresi dan Senyawa Ekskresi. Dan memiliki struktur baik dari eksternal maupun internal.
3.2.            Saran
Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam kajian ini.



[1]Pratiwi.D.A, Maryati Sri, Srikini, Suharno, Bambang S. 2012.BIOLOGI untuk SMA/MA KELAS XI.JAKARTA. Penerbit Erlangga (hlm 29-32)