Kamis, 30 Oktober 2014

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SERTA IMPLIKASI DAN TEORI BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, bersifat relatif permanen dan prosesnya ditandai dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar pebelajar baik lingkungan alam maupun sosial budayanya. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian pembelajaran dan belajar?
2.      Apa sajakah teori belajar itu?
3.      Apa pengertian prinsip pembelajaran?
4.      Apa sajakah prinsip-prinsip pembelajaran itu?
5.      Apa implikasi dari prinsip-prinsip belajar?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penukisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui arti belajar dan pembelajaran.
2.      Mengetahui teori belajar.
3.      Mengetahui arti prinsip belajar.
4.      Mengetahui apasaja yang termasuk prinsip-prinsip belajar.
5.      Mengetahui apasaja yang termasuk implikasi prinsip-prinsip belajar










BAB II
TEORI BELAJAR
2.1.            Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
2.2.            Macam-macam Teori Belajar
Ada beberapa teori yang meliputi tentang belajar yaitu teori deskriptif dan preskriptif, teori belajar behavioristik, teori kongnitif, teori belajar konstruktivistik, teori belajar humanistik, teori belajar sibernetik, teori belajar revolusi-sosiokultural dan teori kecerdasan ganda, berikut penjelasannya:
2.2.1.      Teori Deskriptif dan Preskriptif
Bruner (dalam Degeng, 1989) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utama teori adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori ini menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang belajar. Dan sedangkan teori pembelajaran sebaliknya, teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan kata lain, teori pembelajaran barusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
2.2.2.                                          Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukan perubahan tingkkah laku. Teori ini mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali  pengetahuan yang sudah dipelajari.
2.2.3.      Teori Belajar Kognitif
Menurut teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi  dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang talah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya.
Salah satu pakar teori Piaget mengungkapkan, kegiatan belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomondasi dan equilibrasi.
2.2.4.      Teori Belajar Konstruktivistik
Teori ini berusaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan, madiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sediri sepanjang hayat, serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah.
Proses teori belajar ini sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamanya melalui proses asimilasi dan akomondasi, akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan yang menuju kepada kemutakhiran struktur kongnitifnya.
2.2.5.      Teori Belajar Humanistik
Teori ini bertujuan untuk memanusiakan manusia. Proses ini akan berhasil jika siswa dapat memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih medekati bidang .kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikolog belajar.
2.2.6.                                          Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan atau pemrosesan informasi. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Teori ini juga lebih mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori subernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
2.2.7.                                          Teori Belajar Revolusi Sosiokultural
Ada dua tokoh yang mendasari teori belajar revolusi sosiokultural, yaitu:
1.      Piagetian
Belajar ditentukan karena adanya karsa individu, artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berdiri terpisah dan berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu interaksi antara siswa dengan teman sebayanya dibanding dengan orang-orang yang lebih dewasa. Lingkungan sosial dalam hal ini merupakan lingkungan sekunder, penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan.
2.      Vygotsky
Jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya, artinya untuk menelusuri asal usul jalan pikiran seseorang dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial (aktivitas bahasa yang digunakan) yang dilatari oleh sejarah hidupnya. Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sosial budaya. Anak-anak memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sehari-hari baik lingkungan sekolah maupun keluarganya secara aktif.
2.2.8.                                          Teori Kecerdasan Ganda
Teori kecerdasan ganda (Multiple intelegence) merupakan teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner dari Harvard University yang diuraikan pada tahun 1984 dalam buku Frame Of Mind: The Multiple Intelegence. Pada dasarnya, teori ini menggabungkan antara potensi-potensi otak kanan dan otak kiri sehingga potensi-potensi tersebut dapat berjalan optimal. Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang. Kecerdasan mengandung dua aspek pokok yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi terhadap lingkungan.










BAB III
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
3.1.        Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat[1]. Banyak tori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.
3.1.1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 355). Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal.

3.1.2. Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
3.1.3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
3.1.4. Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
3.1.5. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.


3.1.6.  Balikan atau Penguatan
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.
3.1.7.  Perbedaan Indiviual
Siswa yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
3.2.       Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar
3.2.1.                              Perhatian dan Motivasi
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kearah tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu mem-berikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan per-hatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Merangsang atau menyiapkan baha asar yang menarik. Mengkondisikan proses belajar aktif. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan)
Tabel 3.2.1. Perhatian dan Motivasi



3.2.2.  Keaktifan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, karya tulis, membuat klipping dan perilaku lainnya.
Memberikan kesempatan melakukan pengamata, penyelidikkan atau inkuiri dan eksperimen. Serta memberikan tugas indivual dan kelompok melalui control guru.
Tabel 3.2.2. Keaktifan
3.2.3.      Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Dengan keterlibatan langsung ini secara logis akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman. Contohnya siswa melakukan reaksi kimia pada suatu zat.
Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
Tabel 3.2.3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
3.2.4.      Pengulangan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru

Tabel 3.2.4. Pengulangan
 
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu ma-cam permasalahan. Dan semoga siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan
Merancang kegiatan pengulangan dan mengembangkan soal-soal latihan dan bervariasi.
3.2.5.      Tantangan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan yang dimiliki dan kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Siswa juga harus memiliki keingintahu-an yang besar terhadap segala permasa-lahan yang dihadapi.
Memberikan tugas-tugas pemecah masalah kepada siswa.
Tabel 3.2.5. Tantangan
3.2.6.                              Balikan atau Penguatan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, dan menerima ke-nyataan terhadap nilai yang dicapai.
Memberikan kepada siswa jawaban yang benar, serta mengoreksi sekaligus membahas pekerjaan siswa.
Tabel 3.2.6. Balikan atau tantangan
3.2.7.                              Perbedaan Individual
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal pelajaran.
Para siswa harus terus didorong dalam memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan.
Tabel 3.2.7. Perbedaan individual

BAB IV
PENUTUP
4.1.       Simpulan
Dari materi yang sudah tersampaikan, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
4.2.       Saran
Sebagai seorang pemula, kemungkinan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami menerima kritik dan saran guna memperbaikinya. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam tentang ilmu ini.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. 2010. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/. 08 Oktober 2014.
Dedi. 2013. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. Dari http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html. 08 Oktober 2014.
Purnama S., Jaenab. 2013. Prinsip-prinsip Pembelajaran. Dari  http://jenabpurnamasari194.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-pembelajaran.html. 08 Oktober 2014.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sulistiowati, Heri. 2014. Prinsip-prinsip Teori Belajar Pembelajaran. Dari http://www.slideshare.net/12345go/prinsip-prinsip-belajar-29624544. 10 Oktober 2014.
Budiningsih, Asri. 2012. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Khoir, Mazidatul. 2013. Prinsip-prinsip Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Dari http://mazidatulkhoir.blogspot.com/2013/06/prinsip-prinsip-belajar-dan.html. 08 Oktober 2014.






[1] Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Cet. III, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, Hlm. 41.