Langkah pertama tentu Install Debian nya dulu. Saya yakin pasti anda bisa. ;)
Selanjutnya login sebagai root dan ikuti langkah langkah dibawah ini.Minggu, 02 September 2012
Senin, 13 Agustus 2012
Trust me
Mendengarlah saat anda bisa mendengar..
Melihatlah selagi anda masih bisa melihat..
Berlindunglah selagi ada tempat untuk berlindung.. .
Jangan memaksakan kehendak-Nya..
Anda sudah mempunyai alur jalannya,
Tuhan tak akan merubah alur tersebut, kecuali anda sendiri yang merubahnya..
Hidup anda ada ditangan anda sendiri, bukan ditangan orang lain..
Melihatlah selagi anda masih bisa melihat..
Berlindunglah selagi ada tempat untuk berlindung.. .
Jangan memaksakan kehendak-Nya..
Anda sudah mempunyai alur jalannya,
Tuhan tak akan merubah alur tersebut, kecuali anda sendiri yang merubahnya..
Hidup anda ada ditangan anda sendiri, bukan ditangan orang lain..
Hukum Coulomb
Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul antara dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah keduanya.
Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan
timbul gaya di antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan
perkalian nilai kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya [1]. Interaksi antara benda-benda bermuatan (tidak hanya titik muatan) terjadi melalui gaya tak-kontak yang bekerja melampaui jarak separasi [2].
Adapun hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa arah gaya pada
masing-masing muatan terletak selalu sepanjang garis yang menghubungkan
kedua muatan tersebut [3].
Gaya yang timbul dapat membuat kedua titik muatan saling tarik-menarik
atau saling tolak-menolak, tergantung nilai dari masing-masing muatan.
Muatan sejenis (bertanda sama) akan saling tolak-menolak, sedangkan
muatan berbeda jenis akan saling tarik-menarik.
(sumber: Wikipedia)
Jumat, 03 Agustus 2012
Masa Depan ada Ditanganku
Dalam Anganku
Menggapai sesuatu yang menyenangkan itu mudah..Mudah, tapi tak semudah membalikan telapak tangan..
Semua gapaian akan terasa mudah, bila berniat, berusaha dan berdo'a..
Dalam Inginku
Menjadi sang photograp yang profesional sangatlah besar.,Menjadi seorang designer yang sangat ahli..
Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara..
Dan yang paling utama adalah menjadi wanita SHOLEHA dunia dan akhirat.. .
Dalam Hayalku
Dikenal oleh seluruh pelosok negeri dan dunia..Tak ada rambut terurai bebas,.
Tak ada kedustaan yang fatal..
Tak ada suara keras dimanapun berada..
Tak ada debat yang mengakibatkan tertekannya jiwa..
Inspirasi bagi seluruh anak-anak Nusantara..
Kamis, 24 Mei 2012
Malam Datang
Ketika malam datang..
Aku selalu memandang jendela.. .
memandang sesuatu yang tak mungkin datang...Namun, tetapku menanti dan selalu ku nanti disepanjang hari... .
Hingga saat terakhirku menanti tiba..
Saat aku tertidur..
Aku selalu berharap dan terus berharap.. .
Bermimpi dengan seseorang yang sangat-sangat berharga bagiku.. .
Seseorang yang amat cantik, yang terletak dihati kecilku.. .
Dan biasa aku memanggilnya "IBU" ...
Malam yang sunyi dan kelam..
membuatku tak henti-hentinya berharap akan kedatanganmu.. .Datang dari mimpi indahku. ..
Do'a yang selaluku panjatkan.. ..
Karena do'a itulah sebagai suratku untuknya.. .
Terkadang aku bingung..
Mengapa aku selalu menunggu dan menunggu kehadiran yang tak mungkin akan datang.. .Cerpen (Sahabat Kepompong)
Persahabatan
antara Oqi, Rio, Anggi, Keke, Aisca, dan Latinka berawal saat berlangsungnya
MOS (Masa Orientasi Siswa) disuatu Sekolah Menengah Kejuruan swasta di daerah
Jawa Barat.
Oqi: Hai teman-teman,
bel masuk belum bunyikan?
Anggi: Belum Qi, kok kamu
agak telat, kenapa?
Aisca: Iya Qi, tumben
banget. Kemarin kamu kepagian berangkatnya
Oqi: Ban motorku
gembos di jalan yang lumayan sepi dan gak ada tambal ban di sekelilingnya,
terpaksa aku dorong deh sampe ke tukang tambal ban.
Keke: Kamu gak takut Qi?
Oqi: Takut? Takut
kenapa? Takut ada rampok?
Keke: Iyalah, kan
sekarang lagi jamannya rampok gitu.
Rio: Oqi takut sama
rampok? Gak mungkin? Hahaha
Oqi: Enak aja kamu
Rio, Aku sih sebenernya takut. Tapi Aku yakin Allah melindungiku, jadi rasa takut
Aku lumayan hilang.
Latinka: Ya sudah, ini minum
dulu kayanya kamu haus. (sambil menyodorkan minuman ke Oqi)
Oqi: Hehe.. Kamu tau
aja Latinka kalau aku lagi haus. Aku minum ya. (sambil menerima minuman dari
Latinka)
Aisca : Eh, kira-kira hari
pertama MOS ini kegiatannya apa-apa ya?
Rio: Paling juga
pengenalan siswa-siswi baru, persyaratan buat dibawa besok, terus permainan.
Keke: Iya tuh, waktu SMP
hari pertama MOS juga gitu.
Oqi: Mudah-mudahan
gak terlalu berat ya persyaratan buat besok.
Bel
pun berbunyi setelah lama mereka ngobrol bersama-sama, dan kakak kelas pun
menyuruh mereka untuk masuk kelas. Kakak kelas mulai mengabsen siswa-siswi baru,
dan menyebutkan persyaratan untuk dibawa besok pagi.
Keesokan
harinya..
Rio : Pagi semua..
Latinka, Aisca: Pagi juga (jawab mereka serempak)
Oqi : Kayanya ada yang
lagi seneng ni.. hehe
Keke : Iya ni, seneng ko
gak bagi-bagi..
Rio : Kalian ini,
justru aku mau bagi-bagi seneng aku. Nanti kalau kita sudah resmi jadi
siswa-siswi sekolah ini, Ayahku ngajak aku kesuatu tempat yang pastinya seru
dan aku boleh ngajak teman-teman.
Aisca : Wah, bakalan asik
ni. Aku jadi pengen cepet-cepet deh. Hehe
Keke : Asik..asik.. tapi
gratiskan? Hehehe
Rio : Tenang aja, tak
ada biaya sepeser pun. Tapi makannya beli sendiri ya. Hehehe
Oqi : Apa? Kalau gitu,
aku gak ikut ah.
Aisca : Ih, ko gitu. Ya
udah aku juga gak ikut deh.
Keke,
Latinka : Kita juga gak ikut
ah (jawab mereka serempak lagi)
Rio : Haha.. Kalian
ketipu, aku Cuma bercanda lagi. Kalian ikut tuh serba gratis, kecuali baju bawa
sendiri ya.
Aisca : Ih, kamu tuh ya
bikin kita semua jadi hilang harapan aja.
Oqi : Iya ni, emang
kemana si Rio?
Rio : Hehe.. iya, maaf
ya teman-teman. Aku juga gak tau si, tapi yang jelas Ayahku bilang tempatnya
itu indah banget.
Latinka : Wah, ya sudah kita
semua pasti ikut. Iya gak teman-teman?
Oqi,
Aisca, Keke : Pastinya. Hahaha
(seru mereka serempak)
Rio : Wah, kompak
banget. Hehehe
Oqi : Iya dong. Eh
iya, sudah lengkap belum peryaratan hari ini?
Aisca : Aku sudah dong..
Keke : Aku juga sudah
pastinya..
Latinka : Aku juga sudah..
Rio : Aku.. Aku..
Aku.. (sambil mencari-cari sesuatu di tasnya)
Keke : Kamu kenapa Rio?
Rio : Kayanya ada yang
ketinggalan deh, tapi apa ya?
Latinka : Hmm.. Kamu ini..
teledor banget si.
Rio : Aduh.. iya.. Aku
lupa bawa tali rapiah.
Oqi : Waduh.. gawat
tuh, kakak kelas kan bilang kalau ada satu saja persyaratan yang gak kebawa
bakal dihukum.
Keke : Eh, bentar-bentar
aku ada ni tali rapiah. (sambil menyodorkan tali)
Rio : Syukurlah,
makasih Keke. Aku jadi gak takut dihukum deh.
Keke : Tapi, jangan lupa
traktirannya ya. Hehe
Latinka : Eits, jangan Cuma Keke
loh ya yang ditraktir. Kita juga pengen. Iya gak temen-temen.
Oqi,
Aisca : Setujuuu (jawab
mereka kompak)
Rio : Iya, iya. Tenang
aja. Hehe
Bel
tanda masuk pun berbunyi, dan ke lima sahabat pun langsung bergegas masuk
kekelas.
Kak
Wenda : Selamat pagi semua
(sambut kakak kelas dengan lembut untuk mengawali hari ke dua Masa Orientasi
Siswa)
Siswa-siswi
baru : Selamat pagi juga (sambut
mereka dengan seksama)
Kak
Wenda : Ok. sekarang Kakak absen
dulu ya. Dan yang kakak panggil namanya harap maju kedepan dan bawa persyaratan
yang kemarin kakak sampaikan.
Dan
kakak kelas pun mengabsen, satu persatu maju kedepan. Hingga akhirnya semua
sudah diabsen. Dan kakak kelas memulai permainan, permainan yang diberikan
yaitu memakan satu permen lolipop satu kelas. Bayangkan, satu permen lolipop
dimakan satu kelas. Jijik rasanya, tapi dari pada disuruh nyanyi di depan kelas
mending makan lolipop aja. Tapi sayangnya tidak dengan Keke, diantara kita
berlima dia memang yang paling manja dan tidak suka dengan hal itu. Kita semua
gak tega liat Keke dihukum, dan akhirnya kita berempat pun ikut maju kedepan
dan nyanyi bersama.
Kak
Wenda : Nah, karena kalian
nekat tidak ingin memakan lolipop ini, kalian harus nyanyi lagu topi saya
bundar dengan huruf O.
Kak
Retno : Jangan cuma
nyanyi saja ka, mereka juga harus nari. Setuju gak semuanya?
Siswa-siswi : Setuju.. (jawab mereka
serempak sambil tepuk tangan)
Dan
akhirnya kita berlima menaati hukuman tersebut sambil muka memerah karena malu.
Hingga akhirnya bel istirahat tiba, kita langsung pergi ke kantin bersama-sama.
Rio : Aduh, kayanya
kakak kelas belum puas juga ngerjain kita ni.
Keke : Maaf ya
temen-temen, gara-gara aku gak mau makan lolipopnya kalian jadi ikut dihukum.
Oqi : Gak ko Keke,
kita malah seneng dan kita jadi punya pengalaman baru deh. Hehe
Aisca : Hehe betul tuh,
walau pun kita semua malunya minta ampun tapi asik ko.
Latinka : Iya betul tu, apalagi
si Rio tuh goyangannya mantaaap. Haha
Keke : Haha. Ya sudah
karena kalian bantu aku, sekarang aku traktir kalian minum ya.
Rio : Wah, oke deh
kalau gitu. Ayo kita pesan minumnya.
Dan
akhirnya bel berbunyi tanda masuk pun tiba. Dan mereka langsung masuk kekelas,
hingga kakak kelas masuk dan memulai permainan lagi.
Tak
terasa Masa Orientasi pun selesai, dan akhirnya liburan tiba. Kita berlima pun
merayakannya seperti janji orangtua Rio kepada teman-teman, dan tujuannya yaitu
kedaerah puncak Kuningan.
Aica : Yee.. Akhirnya
kita liburan juga walaupun cuma tiga hari, tapi serasa seminggu. Hehe
Keke : Ah Ais, kamu lebay
deh. Aku mah masih kurang kalau cuma tiga hari, coba liburannya satu tahun. Wah
aku puas banget. Haha
Rio : Keke, kamu itu
ada-ada aja. Mana ada liburan selama itu, yang ada juga kamu gak usah sekolah
pasti kamu setiap hari akan libur terus. Hehe
Latinka : Sudah bercandanya nanti
saja, lebih baik kita istirahat dulu saja. Aku cape banget ni, kalian semua
juga pasti cape kan?
Oqi : Iya ni, aku juga
cape banget. Yuk mending kita beres-beres kamar dan langsung istirahat setelah
itu kita foto-foto deh.
Keke : Ya sudah ayuk, aku
pengen cepet foto-foto ni. Hehe
Rio : Hm. Kamu ini
kalau sudah foto-foto saja langsung semangat.
Pak
Andi : Sudah..sudah..
kamar sudah disiapkan, kalian tinggal tidur saja. Kalau laper, kalian ambil
sendiri saja ya di dapur. Nanti malam mau makan di luar atau kita masak sendiri
saja?
Rio : Iya Pa. Kalau
menurut aku makan diluar saja, kalau masak sendiri enaknya besok pagi. Gimana
teman-teman setuju tidak?
Oqi : Aku sangat
setuju.
Latinka : Aku juga.
Keke : Aku mah terserah
saja, yang penting makan. Hehe
Aisca : Aku juga deh. Hehe
Pak
Andi : Ya sudah kalau
begitu, kalian istirahat dulu sana.
Dan
kelima sahabat pun pergi kekamarnya masing-masing untuk istirahat, hingga malam
pun datang. Mereka bersiap-siap untuk pergi makan malam.
Pak
Andi : Baik anak-anak,
semua sudah siap?
Rio : Kita semua sudah
siap, tapi Mamah mana pa?
Mamah
Rani : Mamah disini, mamah
gak telatkan?
Pak
Andi : Tidak kok mah,
ya sudah kita berangkat. Yuk semua masuk mobil.
Semua
pun masuk mobil, dan dalam perjalanan mereka bernyanyi.
Rio : Yee.. akhirnya
sampe juga.
Oqi : Udaranya sejuk
banget ya, pemandangannya juga bagus banget lagi.
Latinka : Iya, beda banget ya sama
tadi siang. Lebih indah malam dari pada siangnya.
Pak
Andi : Ya sudah,
silahkan kalian pesan dulu makanannya.
Aisca : Ok Om.
Semua
memesan makanan masing-masing, hingga semua makanan dilahap habis tanpa sisa.
Dan akhirnya mereka kekenyangan, dan langsung meminta pulang karena mengantuk.
Sesampainya mereka dirumah, mereka langsung tidur dikamarnya masing-masing.
Pagi
pun tiba, kelima sahabat langsung berolahraga pagi dan berfoto bersama.
Rio : Ayo teman-teman
kita balapan lari, siapa yang menang nanti aku kasih kado deh. Haha
Oqi : Ayo, siapa
takut. Dimana ni startnya?
Latinka : Kita mulai dari sini
saja, sampai pohon yang yang ada di ujung sana (sambil menunjuk kedepan)
Aisca : Ok aku yang hitung
ya.
Keke : Jangan, aku saja.
1, 2, 3 ayoooo
Merekap
pun berlari sekencang-kencangnya, hingga nafas mereka terengah-engah.
Rio : Yee aku menang.
Haha
Aisca : Ya jelaslah kamu
yang menang, kamukan cowo. Huft
Keke : Aduh, aku cape
banget ni. Duduk dulu yuk.
Oqi : Iya ni, aku juga
cape banget. Ada yang bawa minum gak? Aku haus.
Rio : Ya sudah, kita
pulang dulu yuk. Habis itu kita langsung foto-foto. Gimana? Setuju gak?
Latinka : Aku setuju, yuk mari.
Keke : Ayo. Tapi
foto-fotonya dimana?
Rio : Tenang saja,
disini banyak tempat indah kok.
Aisca : Akhirnya nyampe
juga. Ayo minum dulu semuanya.
Keke : Sudah minum
semuakan? Yuk sekarang kita foto-foto. Hehe
Oqi : Ayo. Pakai
kameranya siapa ni?
Rio : Pakai punya kau
saja ya.
Latinka : Ya sudah, kita
foto-foto dimana ni?
Keke : Disana saja,
kayanya lebih bagus tuh.
Setelah
berlama-lama berfoto, mereka pun akhirnya lelah juga.
Aisca : Sudah cukup ya
foto-fotonya, aku laper ni.
Keke : Iya ni, perutku
keroncongan.
Pak
Andi : Anak-anak,
kalian sudah siap masak?
Rio : Aku siap Pa.
Latinka : Kita semua siap Om.
Mamah
Rani : Ya sudah, Latinka,
Oqi, Aisca dan Keke ikut Tante. Rio, kamu ikut Papah ya.
Rio : Ok Mah.
Oqi : Siap Tante.
Keke: Kita mulai yuk.
Dan
akhirnya mereka berlima pun bersenang-senang setelah melaksanakan Masa
Orientasi Siswa. Kekompakan selalu mereka tunjukan, meski Rio adalah
satu-satunya cowo tapi Rio tidak merasa malu kepada teman-temannya karena
baginya persahabatan tidak dilihat dari usia, jenis kelamin, maupun ekonomi.
Liburan mereka sangat sukses, dan liburan mereka dihabiskan dengan foto-foto, masak-memasak,
santai dan jalan-jalan.
Demikianlah
awal persahabatan kelima sahabat tersebut, semoga mejadi inspirasi untuk kita
semua supaya selalu kompak dalam situasi apapun.
>>Purple Girl<<
Selasa, 31 Januari 2012
Ketika Bersamamu
Ketika kau pegang tanganku tuk yang pertama. ..
Aku merasa sangat bahagia..
Dan ketika kau pegang tanganku tuk kedua kalinya..
Aku bagaikan terbang keangkasa raya...
Ingin rasanya aku bersamamu selamanya. ..
Merajut cinta yang kekal abadi. ..
Aku takut bila akhirnya yang selama ini aku takutkan, akan nyata.. ..
Semoga apa yang aku takutkan itu tak nyata,,
karena aku ingin menjadi yang lebih dari kehidupanmu..
Andai tak ada kematian di dunia ini,,
Aku pasti mencintaimu tanpa mati..
Aku mencintaimu tanpa karena... .
Dan itu adalah rumus cinta yang sebenarnya..
Aku menyayangimu tanpa sebab..
Dan itu adalah rumus kasih sayang sebenarnya..
Ketika bersamamu,,
Hatiku bagai bunga mekar yang siap dihinggapi kumbang...
Walau akhirnya layu,, tapi memberikan wangi yang semerbak.. .
Tapi, aku tak mau cintaku padamu layu..
Aku hanya ingin ciintaku padamu terus mekar sepanjang hari. ..
Laut yang membentang luas adalah saksi dalam hidupku bersamamu...
Pasir hitam dan bebatuan dipinggir laut lah yang menjadi hari bersamamu terasa begitu indah.. .
Andai aku jadi matahari yang selalu menyinari disetiap langkahmu..
Andai aku jadi awan indah yang selalu mengikuti langkahmu..
Andai aku jadi pelangi yang selalu mewarnai langkahmu.. .
Andai aku jadi bulan yang selalu menerangi kegelapanmu...
Andai aku jadi bintang yang selalu memberikan senyuman disetiap langkahmu..
Andai aku jadi petir yang selalu mengobarkan semangatmu..
Andai aku selalu ada dalam mimpi indahmu..
Aku hanya bisa berandai-andai...
Karena aku tau suatu saat,, bila kau jadi milikku..
Aku akan melakukan hal seperti itu...
>>Purple Girl<<
Aku merasa sangat bahagia..
Dan ketika kau pegang tanganku tuk kedua kalinya..
Aku bagaikan terbang keangkasa raya...
Ingin rasanya aku bersamamu selamanya. ..
Merajut cinta yang kekal abadi. ..
Aku takut bila akhirnya yang selama ini aku takutkan, akan nyata.. ..
Semoga apa yang aku takutkan itu tak nyata,,
karena aku ingin menjadi yang lebih dari kehidupanmu..
Andai tak ada kematian di dunia ini,,
Aku pasti mencintaimu tanpa mati..
Aku mencintaimu tanpa karena... .
Dan itu adalah rumus cinta yang sebenarnya..
Aku menyayangimu tanpa sebab..
Dan itu adalah rumus kasih sayang sebenarnya..
Ketika bersamamu,,
Hatiku bagai bunga mekar yang siap dihinggapi kumbang...
Walau akhirnya layu,, tapi memberikan wangi yang semerbak.. .
Tapi, aku tak mau cintaku padamu layu..
Aku hanya ingin ciintaku padamu terus mekar sepanjang hari. ..
Laut yang membentang luas adalah saksi dalam hidupku bersamamu...
Pasir hitam dan bebatuan dipinggir laut lah yang menjadi hari bersamamu terasa begitu indah.. .
Andai aku jadi matahari yang selalu menyinari disetiap langkahmu..
Andai aku jadi awan indah yang selalu mengikuti langkahmu..
Andai aku jadi pelangi yang selalu mewarnai langkahmu.. .
Andai aku jadi bulan yang selalu menerangi kegelapanmu...
Andai aku jadi bintang yang selalu memberikan senyuman disetiap langkahmu..
Andai aku jadi petir yang selalu mengobarkan semangatmu..
Andai aku selalu ada dalam mimpi indahmu..
Aku hanya bisa berandai-andai...
Karena aku tau suatu saat,, bila kau jadi milikku..
Aku akan melakukan hal seperti itu...
>>Purple Girl<<
Keajaiban Itu Datang Padaku
"Kelahiranku"
Namaku "Nur Raisha Januarina" dan karena aku adalah anak terakhir, jadi kalian boleh memanggilku Ade. Aku lahir disebuah Desa terpencil bernama Pringgacala (aneh ya hehe) Kecamatan Karangampel, Indramayu Jawa Barat. Tapi, ketika aku berumur 1 tahun, aku pindah ke Kota Tegal, Jawa Tengah. Kata Ibuku, sewaktu aku masih dalam kandungan, aku sangat lincah dan seperti main bola dalam perut Ibuku. Dokter, Ayah, Ibu, Nenek, Kakek, Kakak-kakakku, dan semua saudara mengira aku adalah lelaki, Ibu juga menyiapkan segala perlengkapan Bayi ala bayi lelaki. Aku selalu tertawa apabila Ibuku bercerita tentang diriku sewaktu dalam kandungan. Aku mempunyai dua kakak perempuan, satu laki-laki, dan aku adalah anak terakhir. Kakak pertamaku Mba Vanya, Kakakku yang kedua Mas Fahri, dan kakakku yang ketiga Mba Fitri.
Aku lahir tepatnya pada tanggal 27 Januari 1996. Semuanya sangat terkejut, karena perkiraan mereka aku adalah bayi lelaki tapi aku adalah bayi perempuan. Maka tak heran dari kecil, tingkah lakuku seperti anak laki-laki. Aku tak mau mempunyai rambut panjang, dan tak mau memakai rok hehe. Aku kecil memang sangat manja 1 keinginan saja yang Ibuku tidak turutin, aku langsung mengobrak-abrik semua barang yang ada disekelilingku. Dan tiba saatnya aku menduduki bangku penddikan. Tapi, aku tak mau masuk TK melainkan aku ingin langsung masuk SD. Tentunya untuk masuk SD, umurku harus 7 tahun, sedangkan pada saat itu umurku baru 4 tahun. Alasanku tidak ingin masuk TK karena aku suka melihat bendera Merah Putih, sedangkan TK itu memakai baju Putih Hijau. Tentunya aku tak mau masuk kesitu, Ibuku terus memaksaku untuk bersekolah di TK terlebih dahulu, tapi aku bersi keras ingin langsung masuk SD. Dan Ibuku mencoba untuk mendaftarkan aku kesekolah itu. tapi benar saja, aku ditolak karena umurku masih 4 tahun dan tidak bisa membaca dan menulis. Akupun meminta Ibu untuk mengajariku membaca dan menulis, tapi Ibuku adalah seorang Suster waktu itu, jadi mana sempat untuk membelajari aku membaca dan menulis, sedangkan Ayah dan kakakku berada di Indramayu. Ibu bilang aku harus masuk ke TK supaya bisa membaca dan menulis. Aku tetap tidak mau, dan memutuskan untuk belajar sendiri saja meski aku tak tau cara membaca dan menulis itu bagaimana.
"Ibu, boleh tidak Ade minta tolong?" Tanya aku pada Ibu.
"Boleh De, Ade mau minta tolong apa?" Jawab Ibu dengan lembutnya.
"Tolong belikan Ade kertas alfabetis ya Bu.."
"Iya, tak usah mintapun Ibu belikan."
"Waah.. Ibu Ade yang cantik baik sekali ya. Hehe" Aku yang memulai memuji Ibuku sambil tersenyum.
"Hmm.. Mulai deh gombalnya." Ibu tersipu malu.
Dan semenjak itu, aku sering menghabiskan waktuku untuk menonton televisi. Dari situlah aku belajar membaca, tapi untuk menulis aku masih belum bisa. Aku meminta Ibu untuk membelikan aku kertas Alfabetis dan buku-buku tentang cara menulis dan Ibu membelikannya untukku. Satu tahun kemudian aku dapat membaca dan menulis tanpa belajar dari siapapun kecuali buku dan televisi.
Satu tahun kemudian..
Aku diterima di sekolah dasar, dan aku pun sangat gembira. Aku termasuk murid paling muda dikelas, karena umurku masih 5 tahun. Aku sangat senang sekolah ditempat itu dan aku juga termasuk murid yang pintar, tapi anehnya aku tidak pernah masuk peringkat tiga besar. Aku selalu bermain dengan anak laki-laki, karena aku tak suka dengan anak perempuan yang biasanya hanya main boneka yang menyeramkan untukku. Tapi, ada satu teman perempuanku yang sifatnya sama seperti aku, namanya Chika. Dia adalah anak konglomerat ternama di kota Tegal, tapi aku sangat kasihan sama Chika karena Ayah dan Ibunya selalu saja bertengkar dan akhirnya mereka berpisah. Chika selalu bercerita tentang kesedihannya kepadaku, dan aku pun selalu memeluknya saat dia membutuhkan pelukan.
Aku lahir tepatnya pada tanggal 27 Januari 1996. Semuanya sangat terkejut, karena perkiraan mereka aku adalah bayi lelaki tapi aku adalah bayi perempuan. Maka tak heran dari kecil, tingkah lakuku seperti anak laki-laki. Aku tak mau mempunyai rambut panjang, dan tak mau memakai rok hehe. Aku kecil memang sangat manja 1 keinginan saja yang Ibuku tidak turutin, aku langsung mengobrak-abrik semua barang yang ada disekelilingku. Dan tiba saatnya aku menduduki bangku penddikan. Tapi, aku tak mau masuk TK melainkan aku ingin langsung masuk SD. Tentunya untuk masuk SD, umurku harus 7 tahun, sedangkan pada saat itu umurku baru 4 tahun. Alasanku tidak ingin masuk TK karena aku suka melihat bendera Merah Putih, sedangkan TK itu memakai baju Putih Hijau. Tentunya aku tak mau masuk kesitu, Ibuku terus memaksaku untuk bersekolah di TK terlebih dahulu, tapi aku bersi keras ingin langsung masuk SD. Dan Ibuku mencoba untuk mendaftarkan aku kesekolah itu. tapi benar saja, aku ditolak karena umurku masih 4 tahun dan tidak bisa membaca dan menulis. Akupun meminta Ibu untuk mengajariku membaca dan menulis, tapi Ibuku adalah seorang Suster waktu itu, jadi mana sempat untuk membelajari aku membaca dan menulis, sedangkan Ayah dan kakakku berada di Indramayu. Ibu bilang aku harus masuk ke TK supaya bisa membaca dan menulis. Aku tetap tidak mau, dan memutuskan untuk belajar sendiri saja meski aku tak tau cara membaca dan menulis itu bagaimana.
"Ibu, boleh tidak Ade minta tolong?" Tanya aku pada Ibu.
"Boleh De, Ade mau minta tolong apa?" Jawab Ibu dengan lembutnya.
"Tolong belikan Ade kertas alfabetis ya Bu.."
"Iya, tak usah mintapun Ibu belikan."
"Waah.. Ibu Ade yang cantik baik sekali ya. Hehe" Aku yang memulai memuji Ibuku sambil tersenyum.
"Hmm.. Mulai deh gombalnya." Ibu tersipu malu.
Dan semenjak itu, aku sering menghabiskan waktuku untuk menonton televisi. Dari situlah aku belajar membaca, tapi untuk menulis aku masih belum bisa. Aku meminta Ibu untuk membelikan aku kertas Alfabetis dan buku-buku tentang cara menulis dan Ibu membelikannya untukku. Satu tahun kemudian aku dapat membaca dan menulis tanpa belajar dari siapapun kecuali buku dan televisi.
Satu tahun kemudian..
Aku diterima di sekolah dasar, dan aku pun sangat gembira. Aku termasuk murid paling muda dikelas, karena umurku masih 5 tahun. Aku sangat senang sekolah ditempat itu dan aku juga termasuk murid yang pintar, tapi anehnya aku tidak pernah masuk peringkat tiga besar. Aku selalu bermain dengan anak laki-laki, karena aku tak suka dengan anak perempuan yang biasanya hanya main boneka yang menyeramkan untukku. Tapi, ada satu teman perempuanku yang sifatnya sama seperti aku, namanya Chika. Dia adalah anak konglomerat ternama di kota Tegal, tapi aku sangat kasihan sama Chika karena Ayah dan Ibunya selalu saja bertengkar dan akhirnya mereka berpisah. Chika selalu bercerita tentang kesedihannya kepadaku, dan aku pun selalu memeluknya saat dia membutuhkan pelukan.
Aku sangat senang mempunyai sahabat, dan kebanyakan sahabatku itu laki-laki dan aku hanya mempunyai satu sahabat perempuan yaitu Chika. Dan sahabat laki-lakiku diantaranya Kiki yang super tampan, Naufal yang gendut dan paling lucu diantara yang lain, Bento si item dari Papua, Fizi yang lumayan tampan dan manis, dan masih banyak lagi. Dan kami mempunyai hobi yang sama yaitu Futsal, kami selalu bermain futsal sehabis pulang sekolah atau hari libur. Aku sering dibawakan pizza sama Fizi, denger-denger dia menyukaiku jadi setiap ada tugas kelompok dirumahku Fizi selalu membawakan pizza untukku. Aku tak pernah menolaknya, karena memang aku sangat menyukai pizza.
Dan saat semester genap disekolahku, Ibu memintaku untuk pindah ke Indramayu. Aku sangat sedih dan tak mau menuruti apa yang Ibu minta. Tapi apa boleh buat, Ibuku berhenti dari pekerjaannya menjadi Suster karena Bapak menginginkan Ibu untuk menjadi Ibu rumah tangga saja. Ya sudah, akhirnya aku pindah ke Indramayu. Aku perpisahan dengan Eyang dan saudara-saudaraku. Dan tentunya aku perpisahan terlebih dahulu dengan sahabat-sahabat dan guru-guru di sekolahku. Aku dan Chika menangis, karena tak ingin berpisah apalagi si Fizi, Ia juga ikut menangis. Aku dan sahabat-sahabatku tertawa melihat Fizi menangis, karena pipinya yang tembem dan matanya yang sipit saat menangis matanya terlihat hilang hehe. Dan Fizi pun membawakan aku pizza 3 bungkus, tentunya aku tidak akan habis memakannya sendirian dan aku pun mengambilnya 1 bungkus saja.
***
Aku sempat dilarang oleh Ibuku untuk tidak bermain futsal setiap pulang sekolah, tapi aku selalu saja tidak memperhatikan omongan Ibuku. Ya, aku memang anak yang ambisius dan Ibu pun memahaminya. Ibu tidak melarangku bergaul dengan siapa saja asalkan itu masih bersifat positif, Ibu juga tidak melarangku untuk bertingkah seperti anak laki-laki. Karena Ibu berfikir nanti kalau aku sudah mulai remaja, aku akan berubah dengan sendirinya.
"De, ini ada rok bagus sekali. Ini pemberian Eyang loh." Ibu menyodorkan rok yang menurutku itu rok yang sangat aneh.
"Ibu, itu rok kan untuk anak perempuan. Aku tak mau memakainya." Aku menolak dan membuang rok itu.
"Loh.. Bukannyya Ade itu anak perempuan?. hehe" Tanya Ibu bercanda.
"Memang, Ade anak perempuan. Tapi Ibu kan tau sendiri, kalau Ade tak suka pakaian perempuan." Jawabku sinis, karena aku sangat tak menyukainya.
"De, ini ada rok bagus sekali. Ini pemberian Eyang loh." Ibu menyodorkan rok yang menurutku itu rok yang sangat aneh.
"Ibu, itu rok kan untuk anak perempuan. Aku tak mau memakainya." Aku menolak dan membuang rok itu.
"Loh.. Bukannyya Ade itu anak perempuan?. hehe" Tanya Ibu bercanda.
"Memang, Ade anak perempuan. Tapi Ibu kan tau sendiri, kalau Ade tak suka pakaian perempuan." Jawabku sinis, karena aku sangat tak menyukainya.
Dan saat semester genap disekolahku, Ibu memintaku untuk pindah ke Indramayu. Aku sangat sedih dan tak mau menuruti apa yang Ibu minta. Tapi apa boleh buat, Ibuku berhenti dari pekerjaannya menjadi Suster karena Bapak menginginkan Ibu untuk menjadi Ibu rumah tangga saja. Ya sudah, akhirnya aku pindah ke Indramayu. Aku perpisahan dengan Eyang dan saudara-saudaraku. Dan tentunya aku perpisahan terlebih dahulu dengan sahabat-sahabat dan guru-guru di sekolahku. Aku dan Chika menangis, karena tak ingin berpisah apalagi si Fizi, Ia juga ikut menangis. Aku dan sahabat-sahabatku tertawa melihat Fizi menangis, karena pipinya yang tembem dan matanya yang sipit saat menangis matanya terlihat hilang hehe. Dan Fizi pun membawakan aku pizza 3 bungkus, tentunya aku tidak akan habis memakannya sendirian dan aku pun mengambilnya 1 bungkus saja.
Mereka mengantar aku hingga ke terminal bus kota Tegal. Sambil menunggu bus jurusan Indramayu datang, aku dan sahabat-sahabatku bercerita yang membuat aku tertawa terbahak-bahak. Hingga akhirnya Ibu berkata bahwa bus sudah datang, kami pun kembali meneteskan air mata.
"Sudah, kalian jangan menangis. Aku kan gak pergi jauh, nanti aku akan mengunjungi kalian kalau liburan sekolah ya" Aku langsung menuju bus, dan melambaikan tanganku.
"Hati-hati De, aku menyayangimu" Fizi menangis sambil mengunyah makanan yang ada dimulutnya.
Aku senang bisa mengenal kalian, ini bukanlah akhir dari pertemuan, melainkan ujian untuk persahabatan kita. Aku janji, aku pasti akan mengunjungi kalian dikala aku sedang libur sekolah.
Aku senang bisa mengenal kalian, ini bukanlah akhir dari pertemuan, melainkan ujian untuk persahabatan kita. Aku janji, aku pasti akan mengunjungi kalian dikala aku sedang libur sekolah.
"Rumahku Istanaku"
Aku sampai ditempat kelahiranku, Indramayu. Dan kedatanganku disambut oleh Ayah, Mba Vanya, Mas Fahri, Mba Fitri, Nenek dan juga Kakekku. Aku sangat senang sekali bisa melihat mereka kembali, meski aku sempat tak mengenali Nenek dan Kakekku karena terakhir aku bertemu mereka saat umurku kurang dari setahun. Setelah aku kangen-kangenan dengan saudara-saudaraku, aku langsung menuju kamar yang sudah disiapkan oleh Mba Vanya. Mba Vanya ini adalah kakakku yang terbaik diantara Mas Fahri dan Mba Fitri. Mba Vanya juga sangat mengerti apa yang aku suka, dan yang paling aku senangi dari Mba Vanya yaitu saat Dia memberi kado ulang tahun untukku. Kalau Mas Fahri, Dia sangat usil dan sering membuat aku malu dan kesel, tapi walaupun begitu Mas Fahri sangat perhatian sekali sama aku. Dan Mba Fitri, yang sering iri padaku karena Ibu selalu membelikan apa saja yang aku mau sedangkan Mba Fitri harus ngerengek dulu, baru dibelikan sama Ibu. Hehe maklumlah, akukan anak bungsu.
"De, makan dulu yah terus baru tidur" Ibu menyuruhku untuk makan siang, yang memang aku sangat lapar sekali pada saat itu.
"Iya Bu, sebentar ya. Ade mau ganti baju dulu" Jawab aku sambil menutup pintu kamar.
Aku sangat menyukai rumahku ini, nyaman, disekitar rumahnya banyak ayam, bebek, dan angsa. Dan selain itu, dibelakang rumahku ada sawah dan pohon Sawo yang lumayan besar. Udaranya pun masih sangat segar, tidak seperti di Tegal yang sampahnya masih berserakan dan kebanyakan sampahnya itu sampah organik. Jadi terlihat tidak enak dipandang mata, dan udaranya pun sangat panas.
Satu tahun sudah aku tinggal di Indramayu, pada musim hujan dan dihari libur, Nenenkku menyuruh aku dan kakak-kakakku untuk pergi mencari jamur. Aku sangat senang sekali Nenek menyuruhku, karena aku sangat suka berpetualang. Tapi pada awalnya, aku sangat jijik mencari jamur itu yang terletak di disemak-semak dan tanah yang basah.
"Mas, Ini jamur apa yah? ko beda sama jamur yang lain si?" Tanya aku penasaran pada Mas Fahri, yang pada saat itu ada di sampingku.
"Ini sepertinya jamur beracun De, jadi jangan diambil ya" Jawab Mas Fahri sambil meneliti jamur tersebut.
"Kita pulang yuk, disini menjijikkan banget dan tubuhku sudah gatal semua gara-gara banyak nyamuk" Keluh Mba Fitri kesal.
"Aduh Fit, kamu itu. Kitakan sudah biasa melakukan hal ini. Ade saja yang baru melakukan pertama kali, tak mengeluh. Memangnya kamu gak malu sama adikmu sendiri?" Ujar Mba Vanya, yang tak suka bila adiknya manja.
"Mba Vanya, memang aku ini sering melakukan hal kaya gini. Tapi aku belum terbiasa, dan ini terlalu menjijikkan untukku." Keluh Mba Fitri yang semakin kesal.
"Ya sudah, kita pulang saja. Lagian kita sudah mengumpulkan banyak jamur ko." Mas Fahri menenangkan mereka, dan akhirnya kita semua pulang kerumah
"Nek, ini jamurnya lumayan dapat banyak." Ujarku sambil menunjukkan jamurnya.
"Ya sudah, tempatkan saja di meja dekat dapur. Dan jangan lupa kalian mandi ya, baju kalian kotor sekali." Nenek menyuruh kami untuk mandi, yang memang pada saat itu baju kami sangat kotor.
Dan kami semua menuju kamar masing-masing dan bergiliran masuk ke kamar mandi. Aku sangat kesal sekali dengan Mba Fitri, yang sama sekali tak mau mengalah denganku. Tapi, aku sama sekali tak membencinya. Karena bagiku dia adalah kakak yang mungkin bisa mengajariku bagaimana caranya berpenampilan menarik kelak. Aku selalu mengalah, apabila Mba Fitri merasa iri padaku. Dan lebih baik aku yang mengalah, dari pada membuat Mbaku menangis.
Ibu telah mengurus semua yang harus dibutuhkan untuk aku sekolah. Sebenarnya Ibu memintaku untuk sekolah ditempat Ayah bekerja, tapi aku menolaknya karena sekolah itu lumayan jauh dan harus menepuh beberapa menit untuk sampai kesitu bila jalan kaki, Ibuku pun memakluminya. Dan akhirnya aku sekolah di Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah dasar yang berbasis islami. Aku takut ketika pertama kali masuk sekolah itu, karena sangat menyeramkan dan bangunannya pun terlihat tidak kokoh. Tapi apa boleh buat, hanya sekolah ini satu-satunya sekolah yang paling dekat dengan rumahku.
"Bu, sekolah ini sangat menyeramkan dan bangunannya tidak seperti di sekolahku dulu. Nanti kalau Ade lagi belajar di kelas terus bangunannya roboh, bagaimana? Itukan sangat menyeramkan." Aku tak suka sekolah ini, dan sebenarnya aku ingin meminta kepada Ibuku supaya aku tak jadi sekolah disini. Tapi, aku berfikir kedepan, mungkin saja satu atau dua tahun kemudian sekolah ini akan direnofasi.
"Ini kan kemauanmu sendiri De. Kalau Ade tak suka, nanti Ibu akan carikan sekolah lain saja." Ibu menenangkanku yang terlihat sangat pucat dan ketakutan.
"Tidak Bu, Ade senang ko. Memang tempatnya sangat menyeramkan, tapi kalau guru-gurunya baik itu tidak masalah untukku." Ujar aku, yang sebenarnya memang sangat takut dan geliah.
"Ya sudah sekarang kita pulang yuk, besok Ade masuk sekolah." Ibu menggandeng tanganku.
Keesokan harinya aku berangkat kesekolah sendirian, sebenarnya Ibu meminta Mba Vanya mengantarku kesekolah, tapi aku menolaknya. Karena aku tau Mba Vanya sudah bersiap-siap pergi ke sekolah, aku memang takut berangkat sekolah sendirian tapi aku juga harus mengerti situasi pada saat itu.
Sesampainya aku di sekolah, Pa guru yang bertugas sebagai wali kelasku mengantarku ke kelas. Pa guru itu bilang mengapa tanganku dingin, aku tersipu malu karena memang kalau aku sedang nervous ataupun malu pasti tanganku dingin. Saat Pa Guru memintaku untuk memperkenalkan diri, aku masuk kedepan kelas dan mulai memperkenalkan diri kepada teman-teman baruku. Dan akhirnya Pa guru memintaku untuk duduk di depan atau disamping Silvi, teman pertamaku dikelas.
"Hai, namaku Silvi. Nama kamu siapa?" Tanya Silvi padaku, dan kami saling berjabat tangan.
"Namaku Nur Raisha Januarina, kamu boleh memanggilku sesuka hatimu."
"Waah.. Nama yang indah. Kalau begitu, boleh tidak aku memanggilku Raisha?"
"Boleh, kan tadi aku bilang sesuka hatimu. Jadi boleh-boleh saja. Hehe"
Dan saat itu, aku sangat akrab dengannya. Aku sama sekali tidak terlihat seperti anak lelaki, karena Ibuku bilang bahwa kita itu harus mempunyai etika. Lama kemudian, aku jadi menyukai sekolah baruku. Meski pakaiannya tidak memakai putih merah, tapi aku tak masalah bagiku.
<to be continue>
"De, makan dulu yah terus baru tidur" Ibu menyuruhku untuk makan siang, yang memang aku sangat lapar sekali pada saat itu.
"Iya Bu, sebentar ya. Ade mau ganti baju dulu" Jawab aku sambil menutup pintu kamar.
Aku sangat menyukai rumahku ini, nyaman, disekitar rumahnya banyak ayam, bebek, dan angsa. Dan selain itu, dibelakang rumahku ada sawah dan pohon Sawo yang lumayan besar. Udaranya pun masih sangat segar, tidak seperti di Tegal yang sampahnya masih berserakan dan kebanyakan sampahnya itu sampah organik. Jadi terlihat tidak enak dipandang mata, dan udaranya pun sangat panas.
***
Satu tahun sudah aku tinggal di Indramayu, pada musim hujan dan dihari libur, Nenenkku menyuruh aku dan kakak-kakakku untuk pergi mencari jamur. Aku sangat senang sekali Nenek menyuruhku, karena aku sangat suka berpetualang. Tapi pada awalnya, aku sangat jijik mencari jamur itu yang terletak di disemak-semak dan tanah yang basah.
"Mas, Ini jamur apa yah? ko beda sama jamur yang lain si?" Tanya aku penasaran pada Mas Fahri, yang pada saat itu ada di sampingku.
"Ini sepertinya jamur beracun De, jadi jangan diambil ya" Jawab Mas Fahri sambil meneliti jamur tersebut.
"Kita pulang yuk, disini menjijikkan banget dan tubuhku sudah gatal semua gara-gara banyak nyamuk" Keluh Mba Fitri kesal.
"Aduh Fit, kamu itu. Kitakan sudah biasa melakukan hal ini. Ade saja yang baru melakukan pertama kali, tak mengeluh. Memangnya kamu gak malu sama adikmu sendiri?" Ujar Mba Vanya, yang tak suka bila adiknya manja.
"Mba Vanya, memang aku ini sering melakukan hal kaya gini. Tapi aku belum terbiasa, dan ini terlalu menjijikkan untukku." Keluh Mba Fitri yang semakin kesal.
"Ya sudah, kita pulang saja. Lagian kita sudah mengumpulkan banyak jamur ko." Mas Fahri menenangkan mereka, dan akhirnya kita semua pulang kerumah
"Nek, ini jamurnya lumayan dapat banyak." Ujarku sambil menunjukkan jamurnya.
"Ya sudah, tempatkan saja di meja dekat dapur. Dan jangan lupa kalian mandi ya, baju kalian kotor sekali." Nenek menyuruh kami untuk mandi, yang memang pada saat itu baju kami sangat kotor.
Dan kami semua menuju kamar masing-masing dan bergiliran masuk ke kamar mandi. Aku sangat kesal sekali dengan Mba Fitri, yang sama sekali tak mau mengalah denganku. Tapi, aku sama sekali tak membencinya. Karena bagiku dia adalah kakak yang mungkin bisa mengajariku bagaimana caranya berpenampilan menarik kelak. Aku selalu mengalah, apabila Mba Fitri merasa iri padaku. Dan lebih baik aku yang mengalah, dari pada membuat Mbaku menangis.
Ibu telah mengurus semua yang harus dibutuhkan untuk aku sekolah. Sebenarnya Ibu memintaku untuk sekolah ditempat Ayah bekerja, tapi aku menolaknya karena sekolah itu lumayan jauh dan harus menepuh beberapa menit untuk sampai kesitu bila jalan kaki, Ibuku pun memakluminya. Dan akhirnya aku sekolah di Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah dasar yang berbasis islami. Aku takut ketika pertama kali masuk sekolah itu, karena sangat menyeramkan dan bangunannya pun terlihat tidak kokoh. Tapi apa boleh buat, hanya sekolah ini satu-satunya sekolah yang paling dekat dengan rumahku.
"Bu, sekolah ini sangat menyeramkan dan bangunannya tidak seperti di sekolahku dulu. Nanti kalau Ade lagi belajar di kelas terus bangunannya roboh, bagaimana? Itukan sangat menyeramkan." Aku tak suka sekolah ini, dan sebenarnya aku ingin meminta kepada Ibuku supaya aku tak jadi sekolah disini. Tapi, aku berfikir kedepan, mungkin saja satu atau dua tahun kemudian sekolah ini akan direnofasi.
"Ini kan kemauanmu sendiri De. Kalau Ade tak suka, nanti Ibu akan carikan sekolah lain saja." Ibu menenangkanku yang terlihat sangat pucat dan ketakutan.
"Tidak Bu, Ade senang ko. Memang tempatnya sangat menyeramkan, tapi kalau guru-gurunya baik itu tidak masalah untukku." Ujar aku, yang sebenarnya memang sangat takut dan geliah.
"Ya sudah sekarang kita pulang yuk, besok Ade masuk sekolah." Ibu menggandeng tanganku.
Keesokan harinya aku berangkat kesekolah sendirian, sebenarnya Ibu meminta Mba Vanya mengantarku kesekolah, tapi aku menolaknya. Karena aku tau Mba Vanya sudah bersiap-siap pergi ke sekolah, aku memang takut berangkat sekolah sendirian tapi aku juga harus mengerti situasi pada saat itu.
Sesampainya aku di sekolah, Pa guru yang bertugas sebagai wali kelasku mengantarku ke kelas. Pa guru itu bilang mengapa tanganku dingin, aku tersipu malu karena memang kalau aku sedang nervous ataupun malu pasti tanganku dingin. Saat Pa Guru memintaku untuk memperkenalkan diri, aku masuk kedepan kelas dan mulai memperkenalkan diri kepada teman-teman baruku. Dan akhirnya Pa guru memintaku untuk duduk di depan atau disamping Silvi, teman pertamaku dikelas.
"Hai, namaku Silvi. Nama kamu siapa?" Tanya Silvi padaku, dan kami saling berjabat tangan.
"Namaku Nur Raisha Januarina, kamu boleh memanggilku sesuka hatimu."
"Waah.. Nama yang indah. Kalau begitu, boleh tidak aku memanggilku Raisha?"
"Boleh, kan tadi aku bilang sesuka hatimu. Jadi boleh-boleh saja. Hehe"
Dan saat itu, aku sangat akrab dengannya. Aku sama sekali tidak terlihat seperti anak lelaki, karena Ibuku bilang bahwa kita itu harus mempunyai etika. Lama kemudian, aku jadi menyukai sekolah baruku. Meski pakaiannya tidak memakai putih merah, tapi aku tak masalah bagiku.
***
Satu bulan berlalu, aku merasa ada hal yang sangat aneh. Suaraku, suaraku tiba-tiba sulit untuk mengatakan apapun dan badanku terasa lemas, wajahku sangat pucat pada saat itu. Ibu menyuruhku untuk tidak berangkat sekolah, aku sempat menolaknya karena aku tidak mau diabsenku ada tulisan S yang artinya sakit. Ibu membiarkanku berangkat ke sekolah, tapi aku pulang sebelum waktunya pulang.
Ibu membujukku untuk berobat kedokter, tapi aku menolaknya dan aku berjanji kalau dalam satu minggu aku tidak kunjung sembuh aku akan berobat kedokter. Belum sampai satu minggu, aku berobat kedokter karena aku sudah tak bisa menelan air ataupun makanan. Dokter mengatakan kalau aku sakit Amandel, Ibuku tak mempercayainya dan akhirnya Ibu membawaku ke Klinik di Kota Tegal tempat kerja Ibuku dulu. Dokter itu pun mengatakan hal yang sama, dan akhirnya pada hari itu tepatnya jam 2 siang aku dioperasi.
"Apa Ade mau dioperasi?" Ibu bertanya padaku dengan wajah cemas.
"Sebenarnya Ade tak mau Bu, tapi Ade sangat ingin sembuh. Ibu dan Bapak tidak usah khawatir yah, Ade berani kok lewati operasi ini". Aku berusaha menenangkan Ibu dan Bapakku.
"Ya sudah, kalau Ade berani Bapak urusin administrasinya dulu. Oh ya, Ade mau Bapak beliin mainan?" Bapak mencoba untuk menghilangkan rasa cemasku, karena Bapak tau kalau aku sangat cemas.
"Tidak Pa, dengan adanya Bapak dan Ibu disini Ade sangat senang."
Walau pun aku tidak meminta apapun, Bapak tetap membelikan aku mainan. DAn pastinya aku sangat senang sekali, walau pun mainannya seperti anak perempuan "oooops.. Aku kan anak perempuan. haha". Setelah administrasi selesai, aku langsung menuju ruang operasi. Tak ada rasa takut dalam diriku saat memasuki ruang operasi, aku hanya merasa resah karena suara Ibuku yang menangis.
Cahaya yang sangat terang yang ada di atas kepalaku membuat aku silau, dan tiba-tiba suster memintaku untuk mengepalkan tangan kananku. Jarum suntik menusuk tangan kananku, sakit rasanya tapi itu tak berlangsung lama. Karena jarum suntik itu adalah obat bius, dalam hitungan detik aku langsung tertidur.
"Dokter, bagaimana operasinya? Anak saya baik-baik saja kan?" Bapakku bertanya pada dokter yang keluar dari ruang operasi.
"Anak Anda baik-baik saja, operasinya juga lancar. Hanya saja, Anak anda kekurangan oksigen dan tekanan darahnya lemah. Jadi kita tunda dulu operasinya sampai tekanan darahnya kembai normal. Permisi Pak." Yah, begitulah kata dokter.
Ibuku tiba-tiba pingsan saat dokter mengatakan hal itu, Bapakku sangat panik. Beruntung ada Pamanku yang sedang menjenguk, jadi Ibuku diurusi oleh Paman.
"Dokter.. Apakah tekanan darah anak saya sudah normal?" Tanya Bapak panik.
"Bersyukurlah Pak, karena tekanan darah anak Bapak sudah normal kembali. Permisi, saya akan melanjutkan operasinya kembali."
Bapakku bernafas lega, Ibuku pun sudah pulih dari pingsannya. Setelah kurang lebih 2 jam aku diruang operasi, akhirnya aku keluar juga. Dan Ibuku kembali pingsan saat aku dibawa keluar ruang operasi karena berlumuran darah dimulutku.
"Alhamdulillah selamat Pak, Anak Anda telah melawati masa kritisnya."
"Memangnya anak saya sempat kritis dok?" tanya bapakku kaget.
"Iya Pak, anak Bapak sempat kritis. Tapi bersyukurlah karena kritis itu tidak berlangsung lama." Jelas Dokter.
Bapakku langsung bersujud syukur atas semua yang Allah berikan termasuk menyelamatkan Aku dari masa kritisku. Tak berapa lama, Ibuku siuman dan Ibu langsung menemuiku yang terbaring lemas dan masih dilumuri darah dimulutku. Ibu mengusapkan tisu kemulutku yang dipenuhi darah, kemudian 1 jam setelah aku dioperasi, aku telah siuman. Perlahan-lahan aku membuka mata.
"Ade.. Ade sudah bangun?" Ibu bertanya padaku.
Aku sulit untuk menjawabnya, mataku masih sulit untuk dibuka, aku belum bisa berbicara, bergerak pun tak bisa. Aku hanya terdiam saat Ibuku bertanya berulang-ulang dengan pertanyaan yang sama. Dan tak lama kemudian, Dokter datang dan berkata.
"Anak Ibu masih belum bisa berbicara, atau pun melihat dengan sempurna. Mungkin dalam 15 menit anak Ibu akan kembali pulih, hanya saja anak Ibu belum bisa berbicara dengan normal." Dokter menjelasakan kepada Ibuku yang semakin cemas melihat aku yang sangat lemah.
Langganan:
Postingan (Atom)