BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Belajar merupakan suatu
proses yang kompleks ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, bersifat
relatif permanen dan prosesnya ditandai dengan adanya interaksi dengan
lingkungan sekitar pebelajar baik lingkungan alam maupun sosial budayanya. UU
No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan belajar merupakan proses atau
usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku
yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau
perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa,
semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan
sebelum belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan
kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran,
prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat
prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses
belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan
peserta didik.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian
pembelajaran dan belajar?
2.
Apa sajakah
teori belajar itu?
3.
Apa pengertian
prinsip pembelajaran?
4.
Apa sajakah
prinsip-prinsip pembelajaran itu?
5.
Apa implikasi
dari prinsip-prinsip belajar?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penukisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Mengetahui arti
belajar dan pembelajaran.
2.
Mengetahui teori
belajar.
3.
Mengetahui arti
prinsip belajar.
4.
Mengetahui
apasaja yang termasuk prinsip-prinsip belajar.
5.
Mengetahui
apasaja yang termasuk implikasi prinsip-prinsip belajar
BAB II
TEORI BELAJAR
2.1.
Pengertian Belajar
Belajar merupakan
proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa
belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah
laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar
dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau
perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa,
semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan
sebelum belajar.
2.2.
Macam-macam Teori
Belajar
Ada
beberapa teori yang meliputi tentang belajar yaitu teori deskriptif dan preskriptif, teori belajar behavioristik, teori kongnitif, teori belajar
konstruktivistik, teori belajar humanistik, teori belajar sibernetik, teori belajar revolusi-sosiokultural dan teori kecerdasan
ganda, berikut penjelasannya:
2.2.1.
Teori Deskriptif
dan Preskriptif
Bruner
(dalam Degeng, 1989) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah
preskriptif karena tujuan utama teori
adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah
menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan
utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori ini menaruh
perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil
belajar. Teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang belajar. Dan
sedangkan teori pembelajaran sebaliknya, teori ini menaruh perhatian pada
bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan
kata lain, teori pembelajaran barusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel
yang dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
2.2.2.
Teori Belajar
Behavioristik
Menurut
teori belajar behavioristik, belajar adalah
perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah
mampu menunjukan perubahan tingkkah laku. Teori ini mengakui pentingnya masukan
atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.
Aplikasi
teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai
aktifitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari.
2.2.3.
Teori Belajar Kognitif
Menurut
teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi
teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang talah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya.
Salah
satu pakar teori Piaget mengungkapkan, kegiatan
belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur
seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomondasi dan equilibrasi.
2.2.4.
Teori Belajar Konstruktivistik
Teori
ini berusaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan,
madiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sediri sepanjang hayat, serta
mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah.
Proses
teori belajar ini sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamanya
melalui proses asimilasi dan akomondasi, akan membentuk suatu konstruksi
pengetahuan yang menuju kepada kemutakhiran struktur kongnitifnya.
2.2.5.
Teori Belajar Humanistik
Teori
ini bertujuan untuk memanusiakan manusia. Proses ini akan berhasil jika siswa
dapat memahami lingkungan dan dirinya sendiri.
Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih
medekati bidang .kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada
bidang kajian psikolog belajar.
2.2.6.
Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori ini, belajar adalah
pengolahan atau pemrosesan informasi. Teori ini berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Teori ini juga lebih mementingkan
sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses
belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi dari pesan
tersebut. Oleh sebab itu, teori subernetik berasumsi bahwa tidak ada satu
jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Karena cara belajar
sangat ditentukan oleh sistem informasi.
2.2.7.
Teori Belajar Revolusi Sosiokultural
Ada dua tokoh yang mendasari teori
belajar revolusi sosiokultural, yaitu:
1.
Piagetian
Belajar ditentukan karena adanya karsa
individu, artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berdiri terpisah dan
berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu interaksi antara siswa dengan teman
sebayanya dibanding dengan orang-orang yang lebih dewasa. Lingkungan sosial
dalam hal ini merupakan lingkungan sekunder, penentu utama terjadinya belajar
adalah individu yang bersangkutan.
2.
Vygotsky
Jalan pikiran seseorang harus dimengerti
dari latar sosial budaya dan sejarahnya, artinya untuk menelusuri asal usul
jalan pikiran seseorang dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari
interaksi sosial (aktivitas bahasa yang digunakan) yang dilatari oleh sejarah
hidupnya. Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai sosial budaya. Anak-anak memperoleh berbagai
pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sehari-hari baik lingkungan
sekolah maupun keluarganya secara aktif.
2.2.8.
Teori Kecerdasan Ganda
Teori kecerdasan ganda (Multiple intelegence) merupakan teori
yang dikemukakan oleh Howard Gardner dari Harvard University yang diuraikan
pada tahun 1984 dalam buku Frame Of Mind:
The Multiple Intelegence. Pada dasarnya, teori ini menggabungkan antara
potensi-potensi otak kanan dan otak kiri sehingga potensi-potensi tersebut
dapat berjalan optimal. Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang
yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru,
teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang. Kecerdasan mengandung dua aspek
pokok yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi terhadap
lingkungan.
BAB III
PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR
3.1.
Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam perencanaan pembelajaran,
prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam
pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan
prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat[1]. Banyak tori dan
prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang
lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut
terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.
3.1.1.
Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting
dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner,
1984: 355). Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada
mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).
Motivasi mempunyai kaitan yang erat
dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun
eksternal.
3.1.2.
Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
3.1.3.
Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak
bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman
belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar
yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar
melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung
jawab terhadap hasilnya.
3.1.4.
Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme
mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan
respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang
timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang
ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,
mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut
berkembang.
3.1.5.
Tantangan
Dalam situasi belajar siswa mengahadapi
suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu
mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu
yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
3.1.6.
Balikan atau Penguatan
Siswa belajar sungguh-sungguh dan
mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak
untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan
positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan
akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong
untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.
3.1.7.
Perbedaan
Indiviual
Siswa yang merupakan individual yang
unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki
perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada
cara dan hasil belajar siswa.
3.2.
Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar
3.2.1.
Perhatian dan Motivasi
Implikasi Bagi
Siswa
|
Implikasi Bagi
Guru
|
Siswa dituntut untuk memberikan
perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kearah tujuan belajar.
Adanya tuntutan untuk selalu mem-berikan perhatian ini, menyebabkan siswa
harus membangkitkan per-hatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya.
|
Merangsang atau menyiapkan baha asar
yang menarik. Mengkondisikan proses belajar aktif. Mengupayakan pemenuhan
kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak
merasa tertekan)
|
Tabel 3.2.1.
Perhatian dan Motivasi
3.2.2.
Keaktifan
Implikasi Bagi
Siswa
|
Implikasi Bagi
Guru
|
Berwujud perilaku-perilaku seperti
mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin
tahu hasil dari suatu reaksi kimia, karya tulis, membuat klipping dan
perilaku lainnya.
|
Memberikan kesempatan melakukan
pengamata, penyelidikkan atau inkuiri dan eksperimen. Serta memberikan tugas
indivual dan kelompok melalui control guru.
|
Tabel 3.2.2.
Keaktifan
3.2.3.
Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Implikasi Bagi
Siswa
|
Implikasi Bagi
Guru
|
Dengan keterlibatan langsung ini
secara logis akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman. Contohnya siswa
melakukan reaksi kimia pada suatu zat.
|
Menggunakan media secara langsung dan
melibatkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
|
Tabel 3.2.3.
Keterlibatan langsung/berpengalaman
3.2.4.
Pengulangan
Implikasi Bagi
Siswa
|
Implikasi Bagi
Guru
|
||
Implikasi adanya
prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia
mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu ma-cam permasalahan. Dan
semoga siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan
|
Merancang kegiatan pengulangan dan
mengembangkan soal-soal latihan dan bervariasi.
|
3.2.5.
Tantangan
Implikasi Bagi
Siswa
|
Implikasi Bagi
Guru
|
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa
adalah tuntutan yang dimiliki dan kesadaran pada diri siswa akan adanya
kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Siswa juga
harus memiliki keingintahu-an yang besar terhadap segala permasa-lahan yang
dihadapi.
|
Memberikan tugas-tugas pemecah masalah
kepada siswa.
|
Tabel 3.2.5.
Tantangan
3.2.6.
Balikan atau Penguatan
Implikasi Bagi
Siswa
|
Implikasi Bagi
Guru
|
Segera mencocokkan jawaban dengan
kunci jawaban, dan menerima ke-nyataan terhadap nilai yang dicapai.
|
Memberikan kepada siswa jawaban yang
benar, serta mengoreksi sekaligus membahas pekerjaan siswa.
|
Tabel 3.2.6.
Balikan atau tantangan
3.2.7.
Perbedaan Individual
Implikasi Bagi
Siswa
|
Implikasi Bagi
Guru
|
Menentukan tempat duduk di kelas,
menyusun jadwal pelajaran.
|
Para siswa harus terus didorong dalam
memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan
melaksanakan suatu kegiatan.
|
Tabel 3.2.7.
Perbedaan individual
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Simpulan
Dari materi yang sudah tersampaikan,
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati
diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan
yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri
peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga
diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan
berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
4.2.
Saran
Sebagai
seorang pemula, kemungkinan makalah ini
masih terdapat kekurangan, untuk itu kami menerima kritik dan saran guna
memperbaikinya. Karena saran dan kritik itu akan
bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam tentang ilmu ini.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto. 2010. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli.
Dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/.
08 Oktober 2014.
Dedi. 2013. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli.
Dari http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html.
08 Oktober 2014.
Purnama S., Jaenab.
2013. Prinsip-prinsip Pembelajaran.
Dari http://jenabpurnamasari194.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-pembelajaran.html.
08 Oktober 2014.
Dimyati dan Mudjiono.
2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suyono dan Hariyanto.
2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sulistiowati, Heri.
2014. Prinsip-prinsip Teori Belajar
Pembelajaran. Dari http://www.slideshare.net/12345go/prinsip-prinsip-belajar-29624544.
10 Oktober 2014.
Budiningsih, Asri.
2012. Belajar & Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Khoir, Mazidatul. 2013.
Prinsip-prinsip Belajar dan Implikasinya
dalam Pembelajaran. Dari http://mazidatulkhoir.blogspot.com/2013/06/prinsip-prinsip-belajar-dan.html.
08 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sempatkan berkomentar =)