BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua
sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari
tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah
diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel
dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks
batang, tetapi pembelahannya sangat terbatas.
Pada proses pembelahan, sel-sel meristem
akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang
tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri. Jaringan inilah yang dinamakan
jaringan dewasa.
1.2. Rumusan Masalah
Beberapa pokok
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain adalah sebagai
berikut:
1.
Penjelasan tengtang jaringan penyokong dan sifatnya
yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
2.
Penjelasan tentang jaringan pengangkut yang terdiri
dari xilem dan floem.
3.
Penjelasan tentang Sekretori.
1.3. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas makalah dari Dosen
matakuliah Anatomi Tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
MATERI
Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi
pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ
tersusun oleh beberapa jaringan, dan jaringan disusun oleh beberapa sel yang
mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel
membelah jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem
dan jaringan permanen (jaringan dewasa). Setiap jaringan memiliki struktur dan
fungsi yang berbeda.
2.1. Jaringan Penyokong
Jaringan Penyokong (Penguat) merupakan
jaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan agar dapat melakukan
perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhannya. Merupakan jaringan yang menguatkan
tumbuhan. Berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan
sklerenkim[1]:
2.1.1.
Jaringan
Kolenkim
Jaringan kolenkim berasal dari bahasa
Yunani yaitu Colla yang artinya
jernih. Nama ini memang sangat berkaitan dengan sifat-sifat dari sel-selnya
yang mempunyai dinding sel yang jernih apabila kita lihat di bawah mikroskop.
Jaringan Kolenkim terdiri atas sel-sel
hidup yang bagian sudut dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan
kolenkim terutama terdapat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolenkim mempunyai
protoplasma dan biasanya tidak mempunyai dinding sekunder, tetapi mempunyai sel
primer yang lebih tebal dari pada sel-sel parenkim. Jaringan kolenkim membantu
mengokohkan bagian tumbuhan yang masih muda.
Sebagai contoh, batang muda memiliki
kolenkim silinder di bawah permukaannya. Oleh karena kolenkim tidak memiliki
dinding sekunder dan bahan penguat (lignin), maka kolenkim dapat menyokong
batang tanpa menghalangi pertumbuhan. Jaringan kolenkim biasanya berkelompok
dalam bentuk untaian atau silinder. Kolenkim tumbuh memanjang mengikuti daun
dan akar yang disokongnya.
Berdasarkan penebalan dinding selnya,
kolenkim dapat dibedakan menjadi empat tipe:
1. Kolenkim
anguler (kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel dan
memanjang mengikuti sumbu sel. Contohnya pada tangkai daun Solanum tuberosum.
2. Kolenkim
lamejar (kolenkim lempeng), penebalan sel terutama pada dinding tangensial
(sejajar permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan
yang berderet-deret. Contoh pada batang Sambucus.
3. Kolenkim
tubulas (lakunar), penebalan terdapat pada bagian dinding sel yang menghadap
ruang antar sel. Contohnya terdapat pada tangkai daun Salvia, Malya.
4. Kolenkim
tipe cincin, pada penampang melintang lumen sel berbentuk lingkaran.
2.1.2.
Jaringan
Sklerenkim
Sklerenkim
diambil dari bahasa Yunani dilihat dari kata Sclerous yang artinya keras dan kata Enchyma yang berarti keseluruhan. Yang dimaksudkan pada kerasnya
membran sel.
Jaringan sklerenkim tersusun atas
sel-sel mati (tidak mengandung protoplas) yang seluruh bagian dindingnya
mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Jaringan
sklerenkim dapat dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas dua bagian:
·
Serabut (serat-serat
sklerenkim) berasal dari sel-sel meristem serta memiliki sel-sel panjang.
Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut
sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut. Berdasarkan tempatnya dibedakan
menjadi serat xilem dan serat ekstra xilem. Memiliki ukuran antara 2 mm - 25
cm. Serat panjang ditemui pada Agave dan Hibiscus.
|
·
Sklereid (sel-sel
batu) berasal dari sel-sel parenkim (melalui penebalan sekunder dinding selnya)
disebut juga sel batu yang terdiri atas sel-sel pendek. Sklereid terdapat diberbagai
bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah
atau biji. Sel-selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung
kelapa (Cocos nucifera), kulit biji
dan mesofil daun. Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi lima macam:
1. Brakisklereid,
merupakan sel baru yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai pada floem
kulit kayu serta daging buah tertentu, misalnya buah pir (Pyrus communis).
2. Makrosklereid,
merupakan sklereid yang bentuknya seperti tongkat dan dijumpai pada kulit biji tumbuhan
kacang-kacangan (Leguminoseae).
3. Osteosklereid,
adalah sklereid yang berbentuk seperti tulang dengan ujung yang membesar dan
kadang-kadang sedikit bercabang. Dijumpai pada kulit biji dan kadang-kadang
daun dikotil.
4. Asterosklereid,
merupakan sklereid yang bercabang-cabang berbentuk seperti bintang dan sering
terdapat pada daun.
5. Trikosklereid,
merupakan sklereid yang memanjang seperti benang, dengan satu percabangan yang
teratur.
2.2. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
Untuk
mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan serta
mengangkut air dan unsur hara lainnya dari akar ke daun, tumbuhan menggunakan
jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel
xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi
mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
2.2.1.
Xilem
Xilem
merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang
berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut
air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai
penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim
yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut
juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid
dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe
sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak
mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya,
adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah
(noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan
pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor
air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada
trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel-selnya. Sel-sel pembentuk
trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung
bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding
trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
Unsur-unsur xilem terdiri dari:
a.
Unsur
trakeal
Merupakan
unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta zat yang terlarut di
dalamnya. Sel-selnya memanjang, tidak mengandung protoplas, dinding sel
berlignin, dan terdiri dari trakea dan trakeid.
b.
Serat
xilem
Merupakan
serat panjang dengan dinding sekunder yang biasanya berlignin. Terdiri dari dua
macam serat, yaitu serat trakeid dan serat libriform (ukurannya lebih panjang
dan dinding selnya lebih tebal dibanding serat trakeid). Pada serat libriform
terdapat noktah sederhana sedangkan pada serat trakeid memiliki noktah
terlindung.
c.
Parenkim
xilem
Biasanya
tersusun dari sel-sel yang masih hidup, dan dapat dijumpai baik pada xilem
primer maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim
yaitu parenkim kayu dan parenkim jari-jari empelur.
·
Parenkim
kayu
Sel-selnya
dibentuk dari fusi unsur-unsur trakea yang sering mengalami penebalan sekunder
pada dindingnya, dapat dijumpai adanya noktah berhalaman dan noktah biasa. Sel-sel
parenkim xilem berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
·
Parenkim
jari-jari empelur
Tersusun
dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yaitu sel-sel yang
bersumbu panjang kearah radial dan sel-sel bersumbu panjang ke arah vertikal.
Floem
tersusun dari berbagai bentuk sel-sel yang hidup dan mati. Unsur-unsur floem
meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada Gymnospermae), serat-serat floem, dan parenkim floem.
a. Unsur tapis
Ciri
khas pada daerah tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti hilang
dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang termodifikasi
dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori, pori-pori
tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang
berdampingan. Sel tapis merupakan sel yang ujungnya meruncing di bagian
tangensial dan membulat di bagian radial. Dinding lateral banyak mengandung
daerah tapis yang berpori. Pada komponen buluh tapis, dinding ujungnya saling
berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk
deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
b. Sel pengiring
Sel
pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Menyerupai deretan atau
untaian yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup. Berperan
sebagai tempat keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
c. Sel albumin
Merupakan
sel-sel jari-jari empelur dan sel-sel parenkim buluh tapis yang mengandung
banyak zat putih telur (albumin), dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada
tumbuhan Gymnospermae.
d. Serat-serat floem
Pada
floem primer serat floem terdapat di bagian jaringan sebelah luar yang awalnya
berkelompok membentuk massa yang kemudian dalam perkembangannya menjadi
homogeny. Pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa
dapat bersifat hidup maupun mati, serat hidup berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan.
e. Parenkim Floem
Merupakan
jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian buluh tapis. Sel hidup yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat-zat tepung, lemak dan zat-zat organik
lainnya.
Floem juga
dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur
penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieveplate) berupa sel tunggal dan
bentuknya memanjang dan buluh tapis (sievetubes)
yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan
gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
2.2.3.
Tipe-tipe Jaringan Pengangkut
Berdasarkan posisi xilem dan floem
dibedakan atas :
a) Tipe kolateral
· Kolateral terbuka, jika diantara xilem
dan floem terdapat kambium, dijumpai pada Dicotyledoneae
dan Gymnosremae.
· Kolateral tertutup, jika antara xilem
dan floem tidak dijumpai kambium, terdapat pada Monocotyledoneae
b) Tipe konsentris
· Konsentris
amfikibral, apabila
xilem berada di tengah dan floem mengelilingi xilem, dijumpai pada tumbuhan
paku
· Konsentris
amfivasal, apabila
floem ada ditengah dan xilem mengelilingi floem, dijumpai pada Cirdyline sp. Danrizoma Acorus calamus
· Tipe radial, xilem dan floem
letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran, dijumpai pada akar tumbuhan.
2.3. Jaringan
Sekretori
Jaringan sekretori adalah jaringan
tumbuhan yang terdiri dari satu sel atau lebih yang berfungsi sebagai tempat
pengeluaran senyawa-senyawa (Sekret) dari dalam tumbuhan seperti lender, getah
minyak dan lemak. Disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang dihasilkan
tidak keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretori adalah:
a) Sel
kelenjar, berasal dari parenkim dasar yang mengalami diferensiasi dan
mengandung berbagai senyawa hasil metabolisme. Sel kelenjar disebut ideoblas apabila bentuknya berbeda
dengan sel-sel di sekitarnya. Contohnya, sel minyak dalam endosperma biji jarak
(Ricinus), biji kacang (Arachis), kulit kayu manis(Cinnamon) atau dalam rizoma jahe (Zingiber officinale).
b) Saluran
Kelenjar, terdiri atas sel yang berdinding tipis, dengan protoplas yang berisi
senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Misalnya adalah saluran kelenjar
pada daun jeruk (Citrus sp) atau pada
daun pinus. Senyawa yang dihasilkan ditimbun di dalam ruang penyimpanan,
misalnya minyak atsiri, lender, getah dan dammar.
c) Saluran
Getah, terdiri atas sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu sistem jaringan
yang menembus jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel-sel tersebut berisi
geteh. Contohnya pada beringin.
2.3.1.
Hasil dari Jaringan Sekretori
Senyawa yang dihasilkan oleh jaringan sekretori adalah:
1. Senyawa Rekresi
Adalah Senyawa yang belum masuk
metabolisme tubuh. Diantaranya
dihasilkan oleh:
a. Kelenjar
Hidatoda
Terdiri dari banyak sel, mengeluarkan air lewat mesofil
daun, trakeid permeabel terhadap air, ruang antar sel dan parenkim tidak
berkloroplas, selnya tipis memiliki parenkim khusus yang disebut parenkim
epitem.
b. Kelenjar garam
Berfungsi mengurangi kadar garam dalam tubuh tumbuhan
terdiri dari satu sel dan beberapa sel yang besar pada sel basal yang
mengalami penebalan dinding contohnya pada pita kaspari dan sel kecil
pada terminal yang berupa pori-pori.
2. Senyawa Sekresi
Senyawa yang masih digunakan tubuh. Diantaranya
dihasilkan oleh:
a. Sel
kelenjar
Bersifat idioblas dan tunggal, memiliki
cairan sel yang berbeda dengan sel sekelilingnya.
b. Ruang
kelenjar
Dapat berupa sizogen/beraturan,
lisigen/larut,tidak teratur pada kulit jeruk, sizolisigen dan reksigen.
c. Saluran
getah
Memanjang, rapi, berderet, sepanjang saluran dikeluarkan
getah, fusi dari sederet sel, terdiri dari satu sel getah, tunggal atau
beberapa sel berupa bulu getah majemuk yang membentuk artikulasi, bergabung, berbuku-buku terdapat proses anastomosis.
3. Senyawa
Ekskresi
Senyawa sisa hasil metabolisme. Diantaranya dihasilkan oleh:
a. Rambut kelenjar
Bentuknya trikom, penghasil getah,
berfungsi sebagai insectivor pada Nepenthessp.Karena menghasilkan enzim proteolitik yang dapat memecah
protein pada serangga.
b. Osmofora
Terdapat pada sekitar bunga, penghasil
gas/uap/minyak atsiri, bentuknya berupa sisir, sirip dan sikat.
2.3.2.
Struktur
Jaringan Sekretori
a. Struktur
serkretori eksternal
1.
Rambut kelenjar
Sekretori eksternal mempunyai sturuktur,
bentuk serta ukuran yang bermacam-macam, merupakan derifat epidermis dan
lapisan subefidermal. Misalnya rambut kelenjar. Rambut kelenjar mempunyai
kepala yang mengeluarkan sekresi, dan terdiri atas satu atau banyak sel,
sedangkan tangkai terdiri dari sel-sel Yang bukan kelenjar. Rambut kelenjar
dapat mengeluarkan sekresi yang berupa:
- Minyak
misalnya pada Mentha. Minyak ini berbentuk tetes kecil pada Dictamnus, tetes minyak terdapat dalam plastid.
-
Lendir, misalnya pad tumbuhan Insektivor. Tumbuhan ini berupa lendir berupa
mukopolisakarida, berfungsi untuk menjerat serangga.
2.
Nektaria (kelenjar madu)
Nektar adalah cairan yang mengadung gula terdapat
pada bunga dan pada bagian vegetative (ekstrafloral). Nektaria florai, terdapat
pada daun kelopak, daun mahkota bunga, pada benangsari, pada ovarium atau pada
dasar bunga. Sedangkan nektaria ekstrafloral terdapat pada batang, daun,
stipula, atau tangkai bunga.
Sel sekretori pada nektaria mempunyai sitoplasma
yang padat dan vakuola kecil, sering mengandung tannin.
3.
Hidatoda
Hidatoda merupakan struktur pelengkap pada daun berfungsi mengeluarkan air dari dalam ke permukaan daun. Proses ini dinamakan gutasi. Hidatoda merupakan modifikasi dari bagian-bagian daun, terletak pada helayan daun atau pada ujungnya, dimana air dari xilem ditinggalkan, untuk mencapai permukaan daun.
Hidatoda merupakan struktur pelengkap pada daun berfungsi mengeluarkan air dari dalam ke permukaan daun. Proses ini dinamakan gutasi. Hidatoda merupakan modifikasi dari bagian-bagian daun, terletak pada helayan daun atau pada ujungnya, dimana air dari xilem ditinggalkan, untuk mencapai permukaan daun.
4. Struktur
sekretori internal
Sel kelenjar internal
yang mempunyai kandungan bermacam-macam sel-sel kelenjar sering tampak sebagai sel
yang khusus. Sel-sel ini dinamakan idioblas. Sel-sel kelenjar mungkin
memanjang, dan panjangnya khusus, dinamakan kantong (sakus) atau buluh.
2.4.
Nilai-nilai
pada Jaringan
Adapun
nilai-nilai yang terkandung dalam jaringan-jaringan yang sudah dibahas,
antaralain sebagai berikut:
2.4.1. Nilai
Ekonomi
a. Jute
(Corchorus capsularis) untuk tali
temali dan tekstil kasar
b. Linen
(Linum usitatissimum) menghasilkan
kain linen dan benang
c. Rami
(Boehmeria nivea) menghasilkan tali
dan tekstil
d. Serat
dari daun jagung (Zea mays) dan tebu
(Saccharum officinarium) dapat
digunakan sebgai bahan baku kertas.
e. Pada
materi xilem dan floem kita tahu keduanya sebagai jaringan pengangkut air dan
sari-sari makanan yang diproses melalui fotosintesa maupun diserap dalam tanah.
Jadi pada saat kita mencangkok pada batang tanaman, tanaman tidak bisa
menjalankan aktifitasnya dengan baik, karena floem dan kambium disebagian
batang terpotong atau terkelupas. Jadi sari-sari makanan dari bawah tidak
sampai keatas dan sebaliknya, maka akan keluar akar dari peristiwa tersebut.
2.4.2. Nilai
Sosial
Dapat disimpulkan bahwa nilai social
yang terkandung pada tumbuhan semua letak dan fungsi organ didalamnya tersusun
dengan rapih. Contohnya pipa xilem dan floem yang banyak dan kecil menyalurkan
air dan sari-sari makanan keseluruh bagian tumbuhan dan mereka saling bekerja
sama dan saling bergantung apabila ada salah satu terjadi kesalahan maka yang
lain membantu memperbaikinya.
2.4.3. Nilai
Religius
Tuhan menciptakan segala sesuatunya
dengan sempurna dengan semua susunan yang tidak tertukar dan segala unit fungsional
yang tidak pernah berkerja secara maksimal. Dengan adanya segala Kekuasaan
Allah maka wajib lah kita mensyukurinya. Seperti pada firman Allah :
Yang artinya: "Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi, Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)"
Dan
seperti halnya pada firman Allah yang lain:
Yang asrtinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya” .
Makna pada ayat ini bukan hanya pada
manusia tapi kepada semua makhluk yang Allah ciptakan sehingga kita
tidak punya alasan untuk mengingkari nikmat-Nya.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Jaringan
Penguat merupakan jaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh Berdasarkan
sifatnya dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.
Dalam
jaringan Kolenkim berdasarkan penebalan dinding selnya, kolenkim dapat
dibedakan menjadi empat tipe: Kolenkim anguler (kolenkim sudut), Kolenkim
lamejar (kolenkim lempeng), Kolenkim tubulas (lakunar) dan Kolenkim tipe cincin
Dalam
Sklerenkim terbagi menjadi dua bagian yaitu Serabut (serat-serat sklerenkim) dan Sklereid (sel-sel batu),
Jaringan pengangkut pada tumbuhan
terdiri atas sel-sel Xilem Dan Floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas
vaskuler).
Xilem merupakan jaringan kompleks
karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea. Sedangkan Floem tersusun dari berbagai bentuk sel-sel yang
hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel
albumin (pada Gymnospermae),
serat-serat floem, dan parenkim floem.
Jaringan sekretori Disebut juga
kelenjar internal karena senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Penyusun
jaringan sekretori adalah:Sel kelenjar, Saluran Kelenjar, Saluran
Getah. Senyawa yang dihasilkan oleh
jaringan sekretori adalah: Senyawa Rekresi, Senyawa Sekresi dan Senyawa
Ekskresi. Dan memiliki struktur baik dari eksternal maupun internal.
3.2.
Saran
Sebagai seorang
pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan
kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam kajian
ini.
[1]Pratiwi.D.A, Maryati Sri,
Srikini, Suharno, Bambang S. 2012.BIOLOGI
untuk SMA/MA KELAS XI.JAKARTA. Penerbit Erlangga (hlm 29-32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sempatkan berkomentar =)